Iklan Beranda

Sketsa Bengawan
Jumat, 06 Desember 2024, 19:23 WIB
Last Updated 2024-12-06T12:23:28Z

Produsen Gula Siwalan Tradisional di Tuban Tetap Bertahan di Era Modern


TUBAN - Yunita, Suparmi dan Kartini, warga Dusun Widengan, Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, sibuk memproduksi gula merah berbahan legen atau sadapan getah pohon siwalan, Jumat (06/12/2024).

Dalam pembuatannya, pertama legen dimasak dalam tungku kayu bakar. Proses memasak bahan baku legen ini memakan waktu hingga lima jam lebih, dari legen yang berwarna bening bisa berubah warna hingga merah kecoklat-coklatan. Setelah legen berubah warna, barulah bahan baku tersebut dituangkan ke dalam ngaron.

Bahan baku adonan yang sudah jadi kemudian dimasukan kedalam cetakan berbahan dasar daun lontar. Kemudian saat sudah kering gula merah dimasukan kedalam kemasan.

Membuat gula jawa dari siwalan ini, merupakan tradisi turun temurun yang diwariskan oleh leluhur atau nenek moyang di kampung tersebut.

“Produksinya tidak setiap hari mas. Soalnya nggak setiap hari kami dapat legen bagus. Bahannya itu harus legen dengan kualitas bagu,” jelas Yunita kepada JTV.

Meski di tengah gempuran makanan modern siap saji. Namun ketiga emak-emak ini dengan sabar tetap menekuni profesi sebagai produsen gula jawa dari buah siwalan, yang keberadaanya mulai jarang ditemui.

Per kilogram gula jawa legen siwalan ini cap ngaron produksi Yunita, Suparmi dan Kartini ini, dijual dengan harga empat puluh ribu rupiah kemasan daun lontar. Sedangkan untuk kemasan biasa, per kilogramnya dijual tiga puluh lima ribu rupiah.

“Kami jual di toko pusat oleh-oleh di Tuban. Sementara pembelinya adalah para pengunjung dari luar kota dan juga wisatawan dari luar kota,” ungkap Yunita.

Sementara untuk marketingnya, Yunita mempromosikan lewat media sosial, seperti whatsapp, instagram dan juga facebook. (dzi/rok)