Iklan Beranda

jtvbojonegoro
Sabtu, 17 Oktober 2020, 14:33 WIB
Last Updated 2020-10-17T09:13:19Z
LamonganViewer

Wisata Petik Kelengkeng, Pengunjung Bebas Makan Sepuasnya

Reporter: Ken Ibrahim Sakti

LAMONGAN - Petani di kabupaten lamongan, berhasil menyulap lahan kritis menjadi kebun buah kelengkeng kristal. Panen perdana ini, buahnya tidak dijual kepasaran maupun ke tengkulak. Namun, pengelola menjadikan sebagai agrowisata petik buah yang saat ini semakin trend dan digemari pengunjung, terutama untuk mengisi liburan di tengah wabah pandemi covid 19.

Inilah kebun buah kelengkeng yang berada di desa banyubang, kecamatan solokuro, kabupaten lamongan.kebun buah kelengkeng ini, memanfaatkan lahan kritis yang jarang ditanami.
 
Di lahan kritis ini, dua tahun lalu, pengelola mencoba menanam 80 pohon klengkeng jenis kristal. Hasilnya sangat fantastis, buah kelengkeng tumbuh lebat, dan rasanya pun legit sekali.
 
Nah, di panen perdana ini, pengelola tidak menjual ke pasaran maupun ke tengkulak. Namun, kebun buah kelengkeng kristal ini dijadikan agrowisata petik buah yang saat ini semakin trend dan digemari, terutama untuk melayani pengunjung yang menikmati liburan, refreshing menghilangkan stres akibat wabah pandemi covid-19 yang belum berakhir sampai saat ini.
 
Sejumlah pengunjung mengaku, mengetahui agrowisata buah kelengkeng petik sendiri, setelah viral di sosial media.
 
Tika, dan maya dewi, misalnya, wisatawan lokal ini, baru pertama kali datang, sangat senang dan puas, pasalnya selain bebas petik sendiri, juga bisa makan sepuasnya di tempat,:legitnya buah kelengkeng.
 
Sementara, menurut zidni putra perdana, agrowisata buah kelengkeng sengaja ditanam di lahan kritis, untuk mengedukasi warga. Pohon buah klengkeng tidak mengenal musim, bisa panen tiga kali dalam satu tahun.
 
Untuk saat ini pengunjung yang datang masih lokal lamongan, sensasi agrowisata buah kelengkeng ini, wisatawan petik sendiri dan makan sepuasnya di lokasi, tanpa batasan waktu.

Untuk agrowisata buah kelengkeng kristal ini, pengelola mematok harga 30 ribu rupiah untuk satu orang dewasa, 20 ribu rupiah untuk anak kecil. Namun, jika ingin membawa pulang buah kelengkeng sebagai oleh-oleh,  pengunjung harus membayar 40 ribu rupiah perkilonya sesuai harga di pasaran pada umumnya.