NGANJUK - Atap gedung TK Dharma Wanita Desa Kemlokolegi Kecamatan Baron Kabupaten Nganjuk, pada senin 26 mei pukul 04.00 WIB ambruk. Diduga struktur tembok tidak kuat menahan beban atap genteng dan plafon sehingga tembok bagian atas ambruk.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, sebanyak 30 siswa TK sementara terpaksa diliburkan. Direncanakan proses belajar mengajar akan dipindahkan di kantor desa setempat sembari menunggu proses perbaikan.
“Pagi itu anak-anak memang tidak masuk karena orang tua mereka ikut bersih desa. Sekitar pukul 10.00 WIB, tiba-tiba plafon dan atap ambruk. Alhamdulillah tidak ada yang terluka,” ujar Hartatik, Kepala TK Dharma Wanita Kemlokolegi.
Sementara itu, Kepala Desa Kemlokolegi Januar Arief membenarkan laporan tersebut dan menyatakan bahwa gedung TK akan segera direnovasi. Namun, proses perbaikan harus menunggu perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) yang dijadwalkan pada Oktober 2025.
“Diduga atap roboh karena kayu penyangganya sudah lapuk. Untuk sementara kita larang dipakai dulu karena berbahaya. Rencananya akan kami bersihkan dulu, lalu tunggu perubahan anggaran untuk renovasi,” jelas Arief.
Ia juga berharap para guru, siswa, dan wali murid bisa bersabar menghadapi kondisi ini. Pemerintah Desa, kata Arief, berkomitmen untuk segera memperbaiki gedung agar dapat kembali digunakan secara aman. Sar/lim.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, sebanyak 30 siswa TK sementara terpaksa diliburkan. Direncanakan proses belajar mengajar akan dipindahkan di kantor desa setempat sembari menunggu proses perbaikan.
“Pagi itu anak-anak memang tidak masuk karena orang tua mereka ikut bersih desa. Sekitar pukul 10.00 WIB, tiba-tiba plafon dan atap ambruk. Alhamdulillah tidak ada yang terluka,” ujar Hartatik, Kepala TK Dharma Wanita Kemlokolegi.
Sementara itu, Kepala Desa Kemlokolegi Januar Arief membenarkan laporan tersebut dan menyatakan bahwa gedung TK akan segera direnovasi. Namun, proses perbaikan harus menunggu perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) yang dijadwalkan pada Oktober 2025.
“Diduga atap roboh karena kayu penyangganya sudah lapuk. Untuk sementara kita larang dipakai dulu karena berbahaya. Rencananya akan kami bersihkan dulu, lalu tunggu perubahan anggaran untuk renovasi,” jelas Arief.
Ia juga berharap para guru, siswa, dan wali murid bisa bersabar menghadapi kondisi ini. Pemerintah Desa, kata Arief, berkomitmen untuk segera memperbaiki gedung agar dapat kembali digunakan secara aman. Sar/lim.