BOJONEGORO - Tempat penangkaran rusa timor ini, berjarak sekitar 21 kilometer atau butuh waktu 20 hingga 30 menit dari pusat Kota Bojonegoro. Wisata edukasi ini berada di Desa Malo, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro.
Setelah sempat menjadi jujugan wisatawan lokal, tempat penangkaran rusa ini kini sepi pengunjung. Selain sarana dan prasarana yang kurang layak, pengelola juga kesulitan mencarikan rumput atau makanan untuk puluhan rusa tersebut.
Pengelola penangkaran rusa, Masrap mengatakan, penangkaran rusa ini berdiri sejak tahun 2014, berawal dari dana hibah antara pihak Pertamina dengan KPH Parengan sebanyak 10 ekor jenis rusa jawa dari Blitar, hingga sekarang sudah berkembang biak menjadi 30 ekor.
Sebenarnya rusa-rusa tersebut akan dilepas di kawasan hutan. Namun melihat kondisi hutan setempat yang tidak aman sehingga penangkaran masih dilanjutkan di kandang.
Saat ini pihak pengelola penangkaran rusa tersebut mengalami kesulitan untuk mendapatkan pakan rumput segar untuk rusa yang dikembang biakan.
“Kita terkendala di pakan rumputnya, agak kewalahan. Kalau dana aman-aman saja.” Ungkap Masrap.
Pihak pengelola berharap ada kepedulian dari Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, untuk membantu pengelola dalam mengembangkan tempat wisata edukasi ini lebih baik terutama menjaga satwa rusa tetap ada.
“ya semoga kedepan ada perhatian dari Pemerintah setempat untuk mengembangkan tempat wisata edukasi ini”. Tambahnya.
Sejumlah warga sekitar mengungkapkan, keberadaan penangkaran rusa sangat berdampak positif dan bermanfaat bagi warga sekitar, mereka sering memanfaatkan waktu luang untuk menghibur anak-anaknya bermain dengan rusa. Edo/lim.
Setelah sempat menjadi jujugan wisatawan lokal, tempat penangkaran rusa ini kini sepi pengunjung. Selain sarana dan prasarana yang kurang layak, pengelola juga kesulitan mencarikan rumput atau makanan untuk puluhan rusa tersebut.
Pengelola penangkaran rusa, Masrap mengatakan, penangkaran rusa ini berdiri sejak tahun 2014, berawal dari dana hibah antara pihak Pertamina dengan KPH Parengan sebanyak 10 ekor jenis rusa jawa dari Blitar, hingga sekarang sudah berkembang biak menjadi 30 ekor.
Sebenarnya rusa-rusa tersebut akan dilepas di kawasan hutan. Namun melihat kondisi hutan setempat yang tidak aman sehingga penangkaran masih dilanjutkan di kandang.
Saat ini pihak pengelola penangkaran rusa tersebut mengalami kesulitan untuk mendapatkan pakan rumput segar untuk rusa yang dikembang biakan.
“Kita terkendala di pakan rumputnya, agak kewalahan. Kalau dana aman-aman saja.” Ungkap Masrap.
Pihak pengelola berharap ada kepedulian dari Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, untuk membantu pengelola dalam mengembangkan tempat wisata edukasi ini lebih baik terutama menjaga satwa rusa tetap ada.
“ya semoga kedepan ada perhatian dari Pemerintah setempat untuk mengembangkan tempat wisata edukasi ini”. Tambahnya.
Sejumlah warga sekitar mengungkapkan, keberadaan penangkaran rusa sangat berdampak positif dan bermanfaat bagi warga sekitar, mereka sering memanfaatkan waktu luang untuk menghibur anak-anaknya bermain dengan rusa. Edo/lim.