Iklan Beranda

Sketsa Bengawan
Senin, 30 November 2020, 14:35 WIB
Last Updated 2020-11-30T08:55:01Z
BojonegoroViewer

Petani Di Bojonegoro Resah, Pupuk Bersubsidi Kian Langka

Reporter: Avrizal Ilmi

BOJONEGORO - Antrean petani untuk mendapatkan pupuk bersubsidi masih terjadi di sejumlah kios resmi penjual pupuk di kabupaten bojonegoro. Kondisi ini sebagaimana yang terpantau di kios resmi penjual pupuk bersubsidi desa sambongrejo, kecamatan sumberrejo, bojonegoro.

Sejumlah petani memadati kios setempat, demi mendapatkan pupuk bersubsidi, dengan harga, yang jauh lebih murah dibanding harga umum dipasaran.

Namun, sayang karena stok dan jenis pupuk yang tersedia masih sangat terbatas. Maka tak semua petani langsung mendapatkan pupuk yang dibutuhkan, seperti urea, z-a, phonska, sp-36, dan organik.

Sedangkan, stok pupuk yang datang, sementara hanya tersedia satu truk saja, dan itupun hanya jenis urea dan z-a, sehingga belum mencukupi untuk seluruh kebutuhan petani.

Salahsatu pemilik kios resmi pupuk bersubsidi, utomo menjelaskan musim tanam ini. Penyaluran pupuk bersubsidi memang belum lancar. Sebab, stok yang tersedia masih terbatas pada sisa alokasi jatah pupuk tahun 2020. Selain itu, jumlahnya juga sedikit, sehingga belum bisa mengcover kebutuhan seluruh petani.

Adapun, agar jatah yang ada, terbagi rata. Pihaknya melalui kelompok tani setempat, terpaksa memperketat pembagian pupuk, hanya bagi petani yang sudah terdaftar pada rencana definitif kebutuhan kelompok atau e-rdkk.

Diketahui harga pupuk bersubsidi, ditingkat petani saat ini berkisar 90 ribu rupiah per karung untuk jenis urea, 70 ribu rupiah per karung untuk jenis z-a, 115 ribu rupiah untuk phonska, dan 20 ribu rupiah untuk jenis organik. Sedangkan untuk jenis sp-36, saat ini stok belum tersedia.

Sementara itu, menanggapi keluhan petani terkait kelangkaan pupuk ini. Kepala dinas pertanian kabupaten bojonegoro, helmy elizabeth, menjelaskan, bahwa sejak oktober lalu, pihaknya telah melakukan re-alokasi, penambahan empat jenis pupuk subsidi kecuali npk yang justru ada pengurangan sebanyak 4.800 ton pupuk sekabupaten bojonegoro.

Khusus pupuk bersubsidi, diakui saat ini, memang tidak bisa mencukupi semua kebutuhan petani, lantaran harus menyesuaikan dengan alokasi dari pusat.

Namun demikian, pihaknya tetap mengupayakan tambahan alokasi pupuk yang disesuaikan dengan kebutuhan musim tanam dan rencana definitif kebutuhan kelompok atau e-rdkk.

Selain penambahan alokasi sesuai e-rdkk. Untuk mengatasi kekurangan pupuk ini, dinas pertanian bojonegoro juga menjalankan program petani mandiri, serta menghimbau petani untuk menggunakan pupuk secara berimbang.