TUBAN - Puluhan relawan peduli lingkungan dari tagana, TNI-polri dan anggota perguruan silat, serta pemerintah desa tambakrejo, kecamatan rengel, tuban, senin pagi, melakukan penanaman seribu bibit rumput vetiver atau akar wangi.
Vegetasi sejenis rumput ini, sengaja ditanam di lahan kritis, sebagai upaya mitigasi bencana longsor dan banjir sungai bengawan solo di wilayah tersebut. Sebab, desa tambakrejo, kecamatan rengel, menjadi daerah pertama yang merasakan dampak longsor hingga tanggul jebol setiap kali musim penghujan datang.
Saat ini longsor terus terjadi dan tercatat di 13 titik di sepanjang aliran sungai bengawan solo setempat. Longsor ini membuat belasan hektar tanah milik warga di desa setempat, hilang terbawa arus sungai terpanjang di pulau jawa ini.
Sebagai wujud kepedulian lingkungan dan pencegahan, puluhan relawan melakukan bakti sosial dengan menanam rumput vetiver di sepanjang aliran sungai bengawan solo desa tambakrejo. Sebab, rumput akar wangi ini, memiliki kelebihan akarnya yang panjang dan kuat, sehingga dapat mengikat tanah dengan kuat.
Sementara itu, berdasarkan data dari pemerintah desa tambakrejo. Dalam 30 tahun terakhir, longsor yang terjadi di kawasan setempat, membuat hampir 19 hektare lahan hilang terkikis arus sungai.
Vegetasi sejenis rumput ini, sengaja ditanam di lahan kritis, sebagai upaya mitigasi bencana longsor dan banjir sungai bengawan solo di wilayah tersebut. Sebab, desa tambakrejo, kecamatan rengel, menjadi daerah pertama yang merasakan dampak longsor hingga tanggul jebol setiap kali musim penghujan datang.
Saat ini longsor terus terjadi dan tercatat di 13 titik di sepanjang aliran sungai bengawan solo setempat. Longsor ini membuat belasan hektar tanah milik warga di desa setempat, hilang terbawa arus sungai terpanjang di pulau jawa ini.
Sebagai wujud kepedulian lingkungan dan pencegahan, puluhan relawan melakukan bakti sosial dengan menanam rumput vetiver di sepanjang aliran sungai bengawan solo desa tambakrejo. Sebab, rumput akar wangi ini, memiliki kelebihan akarnya yang panjang dan kuat, sehingga dapat mengikat tanah dengan kuat.
Sementara itu, berdasarkan data dari pemerintah desa tambakrejo. Dalam 30 tahun terakhir, longsor yang terjadi di kawasan setempat, membuat hampir 19 hektare lahan hilang terkikis arus sungai.
