Iklan Beranda

Sketsa Bengawan
Sabtu, 25 September 2021, 14:55 WIB
Last Updated 2021-09-25T08:06:35Z
Pojok PituViewerViral

Kedelai Mahal, Perajin Tahu Gunakan Bahan Bakar Popok Bayi


GRESIK - Dampak tingginya harga kedelai membuat para perajin tahu di kabupaten gresik, harus memutar otak, agar usahanya tetap jalan dan tidak gulung tikar. Kondisi tersebut salah satunya dirasakan pungky, perajin tahu di desa domas, kecaatan menganti, kabupaten gresik.

Tingginya harga kedelai dan lesunya penjualan dampak pandemi covid-19, memaksanya melakukan efisiensi. Bahan untuk pembakaran dalam proses produksi tahu yang biasanya menggunakan kayu, kini disiasati menggunakan popok bayi dan pembalut. Hal ini dilakukan, lantaran biayanya jauh lebih murah.

Satu truk kayu bakar, biasanya dibeli dengan harga satu juta rupiah. Sedangkan, untuk satu truk popok bayi hanya 600 ribu rupiah, sehingga bisa menghemat 400 ribu rupiah perhari. Tingginya harga kedelai juga membuat pengusaha tahu kelabakan karena semakin menambah biaya produksi. Sebelumnya harga kedelai lokal yang biasanya dijual 7.000 perkilogram, kini naik menjadi 9.500 rupiah perkilogramnya .

Selain itu, untuk penghematan, pungky juga terpaksa memotong gaji 100 orang karyawannya. Pasalnya, memotong gaji adalah cara terbaik daripada merumahkan karyawan. Lesunya pasar akibat pandemi covid-19, serta tingginya harga kedelai, membuat usaha tahunya kini terus merugi.

Ia berharap, pihak terkait segera menstabilkan harga kedelai, sehingga perajin tahu tidak terus merugi. Selain itu, ia juga berharap pandemi covid segera berakhir, sehingga pemasaran tahu bisa kembali normal.