Iklan Beranda

Sketsa Bengawan
Sabtu, 19 November 2022, 16:01 WIB
Last Updated 2022-11-19T09:01:22Z
Bojonegoro

Perkuat Jalur Informasi Dalam Situasi Darurat, PEPC JTB Bantu Alat Komunikasi


BOJONEGORO - PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina bersama mitra pelaksana program pengembangan masyarakat (PPM) kembali memberikan dukungan untuk terciptanya kesiapsiagaan warga sekitar area operasi perusahaan dalam menghadapi kondisi kegawatdaruratan kebencanaan. Kegiatan ini diwujudkan dengan penyerahan 70 unit alat komunikasi berupa handy talky (HT) dan pelatihan penggunaan fasilitas komunikasi kepada 4 Desa di sekitar area operasi proyek JTB, yaitu Desa; Bandungrejo, Kaliombo, Pelem, dan Dolokgede (17/11).

Penyerahan bantuan alat komunikasi ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan program desa siaga emergency kebencanaan (PROGRAM DESAEM). Serah terima dimulai dari Desa Kaliombo oleh Field Officer Community Relations & CSR PEPC Edi Arto yang mewakili Manajemen kepada Kepala Desa Kaliombo Rohmad Edy Suyanto. Alat komunikasi tahan berbagai cuaca dan kondisi lapangan tersebut dibagikan kepada para Taruna/Taruni Siaga Bencana (Tagana) di Desa Kaliombo yang sebelumnya telah mendapatkan berbagai pelatihan dalam menghadapi kondisi kedaruratan kebencanaan, baik bencana alam maupun kondisi kedaruratan tertentu yang mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam kesempatan tersebut Edi Arto menyampaikan bahwa pemberian dan pelatihan penggunaan alat komunikasi kepada Tagana tersebut merupakan upaya dari PEPC dalam mendukung terciptanya kemampuan Masyarakat untuk menghadapi berbagai situasi kegawatdaruratan kebencanaan. "Semoga handy talky ini dapat mempercepat alur komunikasi warga masyarakat dalam meresponse situasi tertentu, sehingga penanganan pertama terhadap suatu kondisi kegawatdaruratan yang terjadi di lapangan dapat berjalan dengan baik" ungkapnya.

Selain penyerahan alat komunikasi, PEPC yang bermitra dengan Yayasan Paratazkia juga melibatkan Mahasiswa Relawan Siaga Bencana (MAHARESIGANA) dari salah satu Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) di Bojonegoro. Para mahasiswa ini memberikan pelatihan secara langsung kepada para Tagana di 4 desa tentang kesiapsiagaan bencana dan bagaimana cara berkomunikasi menggunakan perangkat tersebut secara baik dan benar.

Ini penting karena jalur komunikasi dalam kondisi darurat menjadi vital dan harus dilakukan secara benar agar penanganan dan pertolongan bisa diberikan kepada pihak yang membutuhkan berjala dengan efektif. Selain peralatan komunikasi yang memadahi, ketersediaan petunjuk jalur evakuasi serta tempat titik kumpul yang telah disepakati dan tersosialisasi pada warga dengan baik juga sangat penting dalam mewujudkan kemandirian masyarakat dalam menghadapi suatu kebencanaan, ujar Sudalhar sebagai koordinator program dari PARATAZKIA yang telah memiliki pengalaman dalam memberikan pendampingan pemberdayaan masyarakat di bidang Kesehatan dan Kebencanaan.

PEPC memiliki perhatian terhadap upaya peningkatan kapasitas bagi warga sekitar area Project Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran Tiung Biru (JTB). Beberapa program pengembangan masyarakat yang telah mendapatkan persetujuan dari SKK Migas sebagai regulator industri hulu migas secara nyata telah memberi dampak positif untuk masyarakat, dan pemahaman serta kesiapsiagaan dalam situasi darurat dan bencana merupakan salah satunya.

Setidaknya terdapat 186 taruna siaga bencana dari berbagai unsur masyarakat desa serta 20 tenaga kesehatan terlibat sejak awal dalam rangkaian pelaksanaan program. Sebelumnya tahun lalu PEPC juga telah bekerjasama dengan Yayasan PARATAZKIA dengan memulai program ini di 4 desa di sekitar area Proyek JTB, yakni Desa Bandungrejo, Desa Pelem, Desa Dolokgede, dan Desa Kaliombo. Program tersebut merupakan tahap pertama dari roadmap program yang direncanakan.