BLITAR - Hujan yang terus menerus mengguyur kawasan Kabupaten Blitar dalam beberapa bulan terakhir, membuat para pengrajin krecek krupuk setempat merugi. Pasalnya, tingginya intensitas hujan menyebabkan proses pengeringan menjadi terhambat sehingga hasil produksi tidak bisa maksimal.
Agus Suwanto, salah seorang pengrajin krecek krupuk kedelai asal Dusun Cerme, Desa Kali Pucung, Kecamatan Sanan Kulon, Kabupaten Blitar mengatakan, hampir lima bulan produksinya menurun drastis hingga 70 persen lebih karena faktor cuaca.
Selain cuaca, kondisi ini diperparah dengan naiknya harga bahan baku dan sulitnya mencari kayu bakar kering intuk proses pembakaran. Turunnya omzet produksi, membuat para pengrajin krecek terpaksa harus merumahkan belasan pekerja mereka.
“Sejak hujan itu produksi menurun drastis 70 persen. Itu ditambah dengan naiknya bahan baku dan sulitnya kayu. Jadi saya terpaksa memberhentikan belasan karyawan saya,” ungkap Agus Suwanto, saat ditemui JTV, Selasa (03/01/2023).
Agus menambahkan, lemahnya pergerakan ekonomi pasca pandemi juga mempengaruhi usahanya. Biasanya permintaan sangat banyak , per hari bisa 2,5 ton. Namun, saat ini permintaan hanya berkisar 6 kwintal saja.
“Semoga curah hujan kembali normal mas, dan perekonomian kembali bisa paska pandemi covid 19,” harapnya. (as/rok)
Agus Suwanto, salah seorang pengrajin krecek krupuk kedelai asal Dusun Cerme, Desa Kali Pucung, Kecamatan Sanan Kulon, Kabupaten Blitar mengatakan, hampir lima bulan produksinya menurun drastis hingga 70 persen lebih karena faktor cuaca.
Selain cuaca, kondisi ini diperparah dengan naiknya harga bahan baku dan sulitnya mencari kayu bakar kering intuk proses pembakaran. Turunnya omzet produksi, membuat para pengrajin krecek terpaksa harus merumahkan belasan pekerja mereka.
“Sejak hujan itu produksi menurun drastis 70 persen. Itu ditambah dengan naiknya bahan baku dan sulitnya kayu. Jadi saya terpaksa memberhentikan belasan karyawan saya,” ungkap Agus Suwanto, saat ditemui JTV, Selasa (03/01/2023).
Agus menambahkan, lemahnya pergerakan ekonomi pasca pandemi juga mempengaruhi usahanya. Biasanya permintaan sangat banyak , per hari bisa 2,5 ton. Namun, saat ini permintaan hanya berkisar 6 kwintal saja.
“Semoga curah hujan kembali normal mas, dan perekonomian kembali bisa paska pandemi covid 19,” harapnya. (as/rok)
