Iklan Beranda

Sketsa Bengawan
Rabu, 07 Mei 2025, 19:11 WIB
Last Updated 2025-05-07T12:11:52Z
BojonegoroViewerViral

Peringati HPN 2025, PWI Bojonegoro Gelar Tanam Pohon dan Tebar Benih Ikan Bentuk Bhakti Lingkungan


BOJONEGORO - Rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2025, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bojonegoro menggelar kegiatan Bhakti Lingkungan,  penanaman pohon, dan tebar benih ikan, Rabu (7/5/2025), kegiatan tersebut berlokasi di Embung Ngumpakdalem, Kecamatan Dander, KabupatenBojonegoro.

Kegiatan ini, sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan sekaligus mendukung ketahanan pangan di daerah. Dalam sambutannya, Ketua PWI Bojonegoro, M. Yazid menyampaikan bahwa, kegiatan ini bertujuan mempererat sinergi antara wartawan dan para pemangku kepentingan di Bojonegoro. Selain memperkuat kerja sama, kegiatan ini juga menjadi ajang untuk meningkatkan kapasitas internal para wartawan agar mampu menghasilkan pemberitaan yang kondusif, menyejukkan, dan berimbang.

“Wartawan tidak hanya peduli dengan berita, tetapi juga peduli dengan lingkungan dan masyarakat sekitar,” ujar Yazid.

Ia menambahkan bahwa penanaman pohon ini menjadi simbol kepedulian terhadap isu lingkungan, sekaligus mendukung program pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Salah satu bentuk nyatanya adalah melalui kegiatan menabur ikan, yang hasilnya nanti bisa dimanfaatkan oleh warga, baik untuk konsumsi maupun kegiatan rekreasi seperti memancing.

"Kegiatan seperti ini harapannya tidak berhenti sampai di sini, melainkan menjadi agenda berkelanjutan yang membawa dampak positif secara nyata bagi masyarakat Bojonegoro," pungkasnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Zainal Fanani, dalam kesempatan yang sama menyoroti kondisi darurat bencana yang tengah dihadapi wilayah selatan Bojonegoro akibat banjir yang tidak lagi hanya disebabkan oleh luapan Bengawan Solo, melainkan juga hujan lokal dengan intensitas tinggi. Hal ini menandakan adanya krisis lingkungan yang harus direspons segera melalui tindakan nyata seperti penanaman pohon.

Zainal menyebutkan bahwa Pemkab Bojonegoro, melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), telah menggandeng Perhutani untuk melakukan rehabilitasi hutan. Rencananya, penanaman pohon alpukat akan dilakukan di wilayah Ngasem pada petak 51A1 seluas 3 hektare, dan akan diperluas hingga 19 hektare. Di tahun 2026, akan menyusul penanaman pohon durian di daerah Klino, Kecamatan Sekar.

Ia menambahkan bahwa pemerintah menargetkan menjadikan kawasan hutan sebagai pusat hortikultura. “Kalau ingin membeli atau memetik alpukat, tidak perlu ke Batu atau Magetan—cukup ke Ngasem saja,” ujarnya. Varietas alpukat Siger yang ditanam bahkan dapat berbuah dalam 2,5 hingga 3 tahun, sehingga dapat memberi nilai ekonomi nyata bagi warga sekitar.

Tak hanya hortikultura, Pemkab juga bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mengembangkan padi gogo berbasis teknologi mikroba. Inovasi ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas lahan kritis secara berkelanjutan.

Kegiatan ini menjadi cerminan nyata sinergi antara insan pers dan pemerintah dalam membangun kesadaran lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan kolaboratif dan inovatif. Lim.