TUBAN - Deretan pohon sagu ini bukan berada di kawasan indonesia timur. Pemandangan ini dapat ditemukan di sepanjang aliran sungai desa tahulu, kecamatan merakurak, kabupaten tuban. Eksotisme perkebunan sagu inipun menjadi tujuan warga lokal untuk melepas penat saat akhir pekan.
Selain menikmati keindahan alam dan kesejukan udara alam sekitar, pengunjung juga kerap berburu kuliner khas. Namun bukan makanan mewah nan mahal, melainkan berupa bubur sagu. Jajanan bertekstur lunak ini diolah secara tradisional, dengan resep turun temurun.
Rasanya yang khas manis-gurih membuat bubur sagu banyak diburu warga. Terlebih, bubur dapat disantap langsung di tengah perkebunan, sambil menikmati eksotisme alam sekitar. Selain kenyang, pengunjung dipastikan betah berlama-lama melepas penat.
Proses pengolahan sagu dilakukan secara manual tanpa campuran bahan pengawet maupun pemanis buatan. Bahkan pembeli bisa menyaksikan secara langsung. Sebab, warung berada di kawasan wisata kebun sagu pelang. Tak hanya warga sekitar, mayoritas pembeli merupakan wisatawan.
Tertarik mencoba, warung sederhana ini berada di sentra perkebunan sagu, yang berjarak sekitar tujuh kilometer dari pusat kota. Untuk mencicipi seporsi bubur sagu, anda hanya cukup membayar rp 5.000.
Selain menikmati keindahan alam dan kesejukan udara alam sekitar, pengunjung juga kerap berburu kuliner khas. Namun bukan makanan mewah nan mahal, melainkan berupa bubur sagu. Jajanan bertekstur lunak ini diolah secara tradisional, dengan resep turun temurun.
Rasanya yang khas manis-gurih membuat bubur sagu banyak diburu warga. Terlebih, bubur dapat disantap langsung di tengah perkebunan, sambil menikmati eksotisme alam sekitar. Selain kenyang, pengunjung dipastikan betah berlama-lama melepas penat.
Proses pengolahan sagu dilakukan secara manual tanpa campuran bahan pengawet maupun pemanis buatan. Bahkan pembeli bisa menyaksikan secara langsung. Sebab, warung berada di kawasan wisata kebun sagu pelang. Tak hanya warga sekitar, mayoritas pembeli merupakan wisatawan.
Tertarik mencoba, warung sederhana ini berada di sentra perkebunan sagu, yang berjarak sekitar tujuh kilometer dari pusat kota. Untuk mencicipi seporsi bubur sagu, anda hanya cukup membayar rp 5.000.