BOJONEGORO - Kondisi tersebut sebagaimana terpantau di spbu jetak, kecamatan kota, bojonegoro. Suasana spbu tampak sepi tanpa ada antrean warga mengisi bbm. Hal ini karena ketersediaan stok solar di spbu setempat telah habis atau masih kosong.
Bahkan sejumlah truk yang terlanjur masuk area spbu untuk mengisi bbm, terpaksa balik arah. Sebab, telah ada pemberitahuan bahwa stok solar kosong, dan hanya tersedia hanya solar dexlite ( atau solar non subsidi)
Tak hanya balik arah. Beberapa kendaraan bahkan mogok karena benar-benar kehabisan bbm dan tak dapat lagi melanjutkan perjalanan. Hal ini seperti dialami, samudi, sopir truk yang terpaksa memarkir kendaraannya di area spbu lantaran telah kehabisan bbm. Iapun terpaksa menghubungi rekannya untuk meminta bantuan agar mendapat tumpangan hingga sampai ke tempat tujuan.
Sementara terkait masalah ini. Pihak spbu setempat menjelaskan bahwa stok solar di tempatnya memang masih kosong, sebab, masih menunggu kiriman dari pertamina.
Padahal jika normal. Spbu ditepatnya biasa mendapat jatah delapan ribu liter solar, untuk melayani warga selama 24 jam atau lebih hingga datang pengriman berikutnya. Namun kini pasokan agak tersendat, dan kalaupun pasokan datang langsung habis diserbu warga kurang dari dua jam.
Meski stok solar bersubsidi masih kosong. Namun untuk bbm jenis lainnya masih terkucupi. Salahsatunya adalah dexlite, namun sayangnya bbm jenis ini kurang diminati pemilik kendaraan, sebab harganya yang mahal, hampir dua kali lipat dibanding solar subsidi. Solar jenis dexlite per liter mencapai sembilan ribu lima ratus rupiah, sedang solar biasa atau subsidi hanya seharga lima ribu seratus lima puluh rupiah per liter.
Warga berharap terlambatnya pasokan solar di spbu ini, segera teratasi, sehingga tidak makin merugikan masyarakat luas, khususnya para sopir yang sehari-hari sangat bergantung pada ketersediaan solar.
