Iklan Beranda

Sketsa Bengawan
Selasa, 21 Juni 2022, 15:25 WIB
Last Updated 2022-06-23T05:36:17Z
Politik | PemerintahanTubanViral

Evaluasi 1 Tahun Bupati Menjabat, PMII Demo Pemkab Tuban


TUBAN - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kabupaten Tuban, menggelar aksi demontrasi di depan gedung Pemerintah Kabupaten Tuban, pada Senin Siang (21/06/2022).

Aksi digelar dengan melakukan longmarch dari graha pergerakan PMII Tuban hingga depan kantor Pemkab Tuban. Lalu aksi dilanjutkan dengan melakukan doa tahlil bersama, hingga melakukan orasi secara bergantian.

Sempat diwarnai aksi saling dorong antara masa aksi dengan pihak kepolisiaan, hingga menyebabkan salah satu logo pada pagar Pemkab setempat rusak.

“Aksi ini digelar dalam rangka mengevaluasi satu tahun kinerja bupati tuban, yang kami nilai kurang maksimal.” Tegas Ketua PC PMII Tuban, Khoirukum Mimmuaini.

Dalam aksinya masa menuntut Bupati lebih serius dalam menangani, problem ekonomi pendidikan dan kesehatan. Mahasiswa juga menuntut kejelasan terkait aksi bupati mendemosi 30 ASN tanpa adanya surat.

“Kedua dalam PPDB tahun 2022-2023, pendidikan agama islam dihilangkan.” Lanjut Ketua PC PMII Tuban.

Ketiga, wabah PMK yang terjadi di 19 Kecamatan di Kabupaten Tuban hingga kini terus menyebar dan membuat sapi-sapi milik warga mati. Namun, pemerintah Kabupaten Tuban dinilai belum memberikan solusi dan penanganan nyata.

“Kami minta Bupati bertanggung jawab, jangan hanya pencitraan di Medsos saja.” Teriak Khoirukum Mimmuaini.

Para pendemo akhirnya ditemui oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Tuban, Endro Budi S. Dihadapan para pendemo, ia memberitahukan bahwa pihaknya yang akan melakukan audiensi dan akan menyampaikan tuntutan para mahasisnya ke Bupati. Pasalnya, disaat yang sama bupati sedang ada kegiatan lain, sehingga tidak bisa menemui mahasiswa secara langsung.

“Mohon maaf mas Bupati belum bisa menemui, karena disaat yang bersamaan sedang ada kegiatan.” Jelas Endro Budi S dihadapan para demonstran.

Merasa geram karena tak kunjung ditemui oleh Bupati secara langsung. Aksi masa akhirnya memberikan katu merah kepada Bupati, sebelum akhirnya aksi masa membubarkan diri.