Iklan Beranda

Sketsa Bengawan
Selasa, 28 Maret 2023, 15:50 WIB
Last Updated 2023-03-28T08:50:59Z
BojonegoroSketsa RamadhanViewerViralWisata | Kuliner

Wali Kidangan, Penyebar Agama Islam Keturunan Kerajaan Pajang


BOJONEGORO - Makam Wali Kidangan berada di Dusun Kidangan, Desa Sukorejo, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro. Wali Kidangan merupakan ulama besar dan tersohor keturunan dari Kerajaan Pajang sekaligus tokoh penyebar agama islam di wilayah kecamatan Malo.

Keberadaan makam Wali Kidangan sendiri berada di atas pegunungan. Sehingga untuk menuju lokasi makam kita diharus berjalan kaki terlebih dahulu dengan menaiki sekitar 500 anak tangga.

Saat di perjalanan menuju lokasi makam, kita akan disuguhkan dengan pemadangan indah disekitar, berupa pohon jati serta rumpun bambu yang sangat rindang. Tak heran, jika tempat keberadaan makam Wali Kidangan, terasa sangat sejuk dan asri karena menyatu dengan alam.

Warga yang datang ke makam Wali Kidangan, rata rata melaksanakan ziarah dan memanjatkan do'a. Selain itu, juga menjadi tujuan destinasi wisata religi, serta nguri-uri budaya dengan cara ingin mengetahui sejarah Wali Kidangan.

Sebelum memasuk ke dalam makam, terdapat sebuah bangunan gubuk yang terpapangan papan kayu bertuliskan Mbah Kidangan. Selain itu, jika mau masuk ke area makam, pengunjung diharuskan melepaskan sandal maupun sepatu untuk menjaga kesucian area makam.

Nama Mbah Wali Kidangan sendiri merupakan sebuah julukan dari masyarakat setempat. Sementara Wali Kidangan memiliki sejumlah sebutan lain, diantaranya Raden Sentono, Syekh Mukodam, Pangeran Ali-ali atau Pangeran Narasoma. Sedangan nama asli beliau sendiri hingga kini disamarkan atau belum diketahui, lantaran untuk menjaga kewaliannya.


Suryanto, juru makam Wali Kidangan menjelaskan, Wali Kidangan merupakan ulama besar yang sangat alim dari Kesultanan Pajang. Dahulu, dikerajaan pajang banyak orang alim yang banyak memiliki beberapa kepentingan baik itu politik maupun kepentingan lainnya.

“Sehingga wali kidangan pergi mencari ketenangan dan kemudian bertapa atau menyendiri di puncak kidanggan hingga wafat,” jelasnya kepada JTV, selasa (28/03/2023).

Suryanto menambahkan, Wali Kidangan tidak berkenan di sebutkan namanya,  salah satunya cirikhasnya beliau adalah wali mastur atau wali yang menyembunyikan diri. Dengan kebiasaan beliau melaksanakan sebuah tirakat dengan cara menyendiri di tempat tersebut. “Maka kemudian disebut masyarakat dengan Wali Kidangan,” tegasnya.

Lebih lanjut juru makam Wali Kidangan mengungkapkan, Wali Kidangan masih ada kaitan erat dengan beberapa tokoh wali penyebar agama islam lainnya, seperti Sunan Bonang. Mbah Wali Kidangan, merupakan tokoh penting yang semasa hidupnya melakukan syiar agama islam. “Termasuk dalam menyebarkan agama islam di wilayah setempat, masih erat kaitanya dengan silsilah asal muasal Desa Sukorejo,” ungkpanya.

Jika kita sudah masuk ke sekitar area makam, nampak terdapat 3 makam yang berjajar. Makam wali kidangan sendiri tepat berada di sebelah selatan, sedangan 2 makam diseelahnya merupakan santri santri beliau.

Setiap bulan suro dalam kalender tanggalan jawa, tepatnya hari kamis legi selalu dilaksanakan haul wali kidangan. Selain itu, masyarakat sering melaksanakan beberapa tradisi di makam wali kidangan, seperti manganan ataupun melaksanakan sedekah bumi, saat menjelang musim tanam maupun panen raya. (edo/rok)