MADIUN - Di Tengah ketatnya persaingan usaha kuliner, tidak semua usaha makanan ringan menjanjikan keuntungan besar. Namun, peluang tetap terbuka bagi siapa pun yang jeli melihat potensi dan berani mencoba.
Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Sagita Dwi Cahyani, seorang mahasiswi berusia 20 tahun asal Madiun yang memiliki hobi memasak dan berani merintis usaha kuliner dimsum dari rumahnya.
Berawal dari mencoba resep sendiri, Sagita mulai menjual dimsum hasil buatannya dan kini telah menjalankan usaha ini selama satu tahun. Menu yang ia tawarkan cukup beragam, seperti rice mentai chicken, dimsum mentai, udang keju, hingga udang rambutan.
Dalam sehari, ia bisa mengolah sekitar 7 kilogram ayam menjadi 200 biji dimsum yang siap dijual kepada pelanggan.
Harga jual yang bersahabat membuat usahanya digemari banyak kalangan. Dengan hanya Rp28.000 untuk 6 biji atau Rp85.000 untuk 16 biji, pembeli bisa menikmati dimsum berkualitas dengan rasa yang tidak kalah dengan restoran. Inilah salah satu kekuatan usaha sagita, menggabungkan cita rasa lezat dengan harga terjangkau.
“Awalnya cuma iseng, Mas, tapi alhamdulillah sekarang bisa menghasilkan uang dan bahkan membuka lapangan kerja,” ujar Sagita.
Kini dari usaha kecilnya, Sagita mampu membuka stand dimsum di Lapangan Gulun, Kota Madiun, dan mempekerjakan dua orang karyawan. Ia menjadi contoh inspiratif bahwa dengan semangat, kreativitas, dan ketekunan, siapa pun bisa sukses di dunia usaha sekaligus menciptakan peluang kerja bagi orang lain.
“Selain saya memang suka masak, saya juga ingin membantu orang-orang di sekitar saya dengan membuka lowongan kerja. Saya terinspirasi dari mamah yang juga jualan, dan kakak saya yang seorang manajer,” terang Sagita. Aik/lim.
Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Sagita Dwi Cahyani, seorang mahasiswi berusia 20 tahun asal Madiun yang memiliki hobi memasak dan berani merintis usaha kuliner dimsum dari rumahnya.
Berawal dari mencoba resep sendiri, Sagita mulai menjual dimsum hasil buatannya dan kini telah menjalankan usaha ini selama satu tahun. Menu yang ia tawarkan cukup beragam, seperti rice mentai chicken, dimsum mentai, udang keju, hingga udang rambutan.
Dalam sehari, ia bisa mengolah sekitar 7 kilogram ayam menjadi 200 biji dimsum yang siap dijual kepada pelanggan.
Harga jual yang bersahabat membuat usahanya digemari banyak kalangan. Dengan hanya Rp28.000 untuk 6 biji atau Rp85.000 untuk 16 biji, pembeli bisa menikmati dimsum berkualitas dengan rasa yang tidak kalah dengan restoran. Inilah salah satu kekuatan usaha sagita, menggabungkan cita rasa lezat dengan harga terjangkau.
“Awalnya cuma iseng, Mas, tapi alhamdulillah sekarang bisa menghasilkan uang dan bahkan membuka lapangan kerja,” ujar Sagita.
Kini dari usaha kecilnya, Sagita mampu membuka stand dimsum di Lapangan Gulun, Kota Madiun, dan mempekerjakan dua orang karyawan. Ia menjadi contoh inspiratif bahwa dengan semangat, kreativitas, dan ketekunan, siapa pun bisa sukses di dunia usaha sekaligus menciptakan peluang kerja bagi orang lain.
“Selain saya memang suka masak, saya juga ingin membantu orang-orang di sekitar saya dengan membuka lowongan kerja. Saya terinspirasi dari mamah yang juga jualan, dan kakak saya yang seorang manajer,” terang Sagita. Aik/lim.