![]()  | 
| Tanaman tembakau milik petani di Bojonegoro layu dan mati akibat diguyur hujan, Kamis (18/09/2025). Foto: Samsul Alim/JTV. | 
BOJONEGORO - Hujan deras yang mengguyur wilayah Timur Kabupaten Bojonegoro dalam dua hari terakhir, mengakibatkan belasan hektar tanaman tembakau milik para petani, rusak parah. Para petani rugi jutaan rupiah. Sebab, tembakau yang sudah berumur rata-rata satu setengah bulan, kini langsung layu, bahkan, sebagian tanaman telah mati.
Kondisi terparah menimpa Desa Banjaran dan Sraturejo, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro. Di dua Desa tersebut, belasan hektar tanaman tembakau layu dan mati akibat guyuran hujan.
Tembakau yang berumur rata-rata satu hingga satu setengah bulan tersebut, langsung rusak karena tersapu air. Bahkan, sebagian besar tanaman yang awalnya tumbuh normal, mendadak layu, dan mati.
Kondisi ini membuat petani setempat, meradang. Tembakau yang dibudidayakan dengan kerja keras sejak awal musim kemarau lalu, tiba-tiba rusak dan sulit untuk diselamatkan.
Salah satu petani, Suntohir menuturkan hujan deras membuat tiga ribu tanaman tembakau yang dibudidayakan, kini mulai layu. Bahkan sebagian besar diantaranya telah mati mengering. Ia pun mengaku harus menderita kerugian yang sangat besar. 
“Rugi pak. Soalnya sudah terlanjur mengeluarkan banyak modal dan biaya. Terutama pada saat proses perawatan, mulai dari masa pembibitan, penanaman, hingga pemupukan,” jelasnya kepada JTV, Kamis (18/09/2025).
Lanjut Suntohir, untuk mengurangi resiko kerugian yang lebih besar. Saat ini, sejumlah petani telah berusaha menguras dan membuat saluran air. Selain itu juga dilakukan peninggian bedengan, agar tidak terjadi genangan saat turun hujan. 
“Upaya ini diharapkan masih dapat menyelamatkan tanaman yang tersisa, sehingga tak sampai membuat petani benar-benar gagal panen,” imbuhnya menegaskan.
Petani tembakau berharap cuaca di Wilayah Bojonegoro ini kembali normal. Hal ini mengingat, tembakau adalah tanaman kering yang tak banyak membutuhkan air. Sehingga, jika cuaca buruk ini terus berlanjut, maka hampir dipastikan petani tembakau akan menderita kerugian yang besar, akibat gagal panen. (lim/rok)

