TUBAN - Atap bangunan Pasar Sore di Kelurahan Sendangharjo, Kecamatan Tuban Kota, Kabupaten Tuban, ambruk pada Selasa (03/09/2025) sore. Ini merupakan kejadian kedua setelah bangunan tersebut pernah runtuh pada tahun 2024 lalu.
Akibat musibah ini, sebanyak dua orang mengalami luka-luka pada bagian kaki dan punggung. Korban masing-masing adalah Indro, 40 tahun, warga Kecamatan Plumpang, Tuban dan Lasmira, 58 tahun, warga Kabupaten Rembang Jawa Tengah.
Indro menuturkan, peristiwa ini bermula dengan munculnya angin kencang. Saat itu dirinya sedang santai di depan warung menunggu pelanggan. Namun tiba-tiba atap runtuh dan menimpanya.
“Ada angin kencang pak. Terus tiba-tiba atapnya ambruk. Saya pas disini jaga warung. Ada dua yang luka, termasuk saya,” ungkapnya kepada JTV, Rabu (03/09/2025).
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kabupaten, Gunadi menyebut bahwa lokasi tersebut sudah dinonaktifkan sejak tahun 2024 pasca runtuhnya atap pertama. Meski begitu masih banyak warga yang memaksa berada di tempat tersebut.
“Kami mengimbau agar warga tidak beraktivitas di tempat tersebut mengingat kondisi bangunan yang sudah rapuh,” tegasnya.
Akibat peristiwa ini kerugian yang dialami mencapai 200 juta rupiah. Namun karena bangunan tersebut sudah tidak layak maka akan ada rencana pembongkaran guna alih fungsi. (dzi/rok)
Akibat musibah ini, sebanyak dua orang mengalami luka-luka pada bagian kaki dan punggung. Korban masing-masing adalah Indro, 40 tahun, warga Kecamatan Plumpang, Tuban dan Lasmira, 58 tahun, warga Kabupaten Rembang Jawa Tengah.
Indro menuturkan, peristiwa ini bermula dengan munculnya angin kencang. Saat itu dirinya sedang santai di depan warung menunggu pelanggan. Namun tiba-tiba atap runtuh dan menimpanya.
“Ada angin kencang pak. Terus tiba-tiba atapnya ambruk. Saya pas disini jaga warung. Ada dua yang luka, termasuk saya,” ungkapnya kepada JTV, Rabu (03/09/2025).
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kabupaten, Gunadi menyebut bahwa lokasi tersebut sudah dinonaktifkan sejak tahun 2024 pasca runtuhnya atap pertama. Meski begitu masih banyak warga yang memaksa berada di tempat tersebut.
“Kami mengimbau agar warga tidak beraktivitas di tempat tersebut mengingat kondisi bangunan yang sudah rapuh,” tegasnya.
Akibat peristiwa ini kerugian yang dialami mencapai 200 juta rupiah. Namun karena bangunan tersebut sudah tidak layak maka akan ada rencana pembongkaran guna alih fungsi. (dzi/rok)