![]() |
| Serapan pupuk organik di Bojonegoro baru capai 49,17 Persen, PPL terus digerakkan. Foto: Samsul Alim/JTV. |
BOJONEGORO - Penyerapan pupuk organik di Kabupaten Bojonegoro hingga saat ini masih belum optimal. Dari total alokasi yang tersedia, baru sekitar 49,17 persen yang terserap. Pemkab setempat pun terus menggerakkan petugas penyuluh lapangan atau ppl untuk mendorong petani lebih banyak menggunakan pupuk organik.
Data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro mencatat, serapan pupuk organik sebesar 49,17 persen dinilai masih rendah dibandingkan target yang ditetapkan pemerintah.
Kabid Sarana dan Prasarana serta Perlindungan Tanaman DKPP Bojonegoro, Yuni Arba’atun mengatakan, melalui peran aktif penyuluh pertanian lapangan (PPL) di masing-masing wilayah, pemerintah daerah terus mengedukasi petani agar memanfaatkan pupuk organik, baik cair maupun padat.
“Langkah ini diharapkan mampu menyehatkan tanah sekaligus meningkatkan hasil pertanian secara berkelanjutan,” jelasnya kepada JTV, Jumat (24/10/2025).
Yuni menambahkan, pada masa tanam ketiga tahun ini, sebagian besar lahan pertanian di Bojonegoro didominasi oleh tanaman padi. Pemerintah berharap, penggunaan pupuk organik dapat mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia.
“Ini juga sekaligus menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang,” pungkasnya. (lim/rok)

