![]() |
| Wakil Bupati Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko, saat mengunjungi rumah Kilah, (90) tahun, di tepi hutan Desa Ploso, Kecamatan Kendal, Ngawi, Rabu (12/11/2025). Foto: Ito Wahyu/JTV. |
NGAWI - Kasus kemiskinan ekstrem di Kabupaten Ngawi masih cukup tinggi. Kondisi ini membuat jumlah rumah warga yang tidak layak huni di wilayah setempat cukup banyak.
Seperti rumah milik Sukardi (70) tahun warga Desa Gayam, Kecamatan Kendal. Kondisi rumahnya tidak cukup layak bahkan keberadaan kandang kambing juga berada tepat di samping rumah induk tersebut.
Hal yang sama dialami Kilah (90) tahun seorang lansia yang bertahan hidup dengan cucunya Wahyu Dwi (25) tahun di rumah reyot tepi hutan Desa Ploso, Kecamatan Kendal. Dengan segala keterbatasan lansia tersebut hanya mampu bertahan di atas tempat tidurnya dan seluruh kebutuhan dibantu cucunya.
Kondisi kedua warga yang kurang beruntung tersebut, menjadi perhatian Wakil Bupati Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko. Wabup langsung meninjau lokasi kedua warganya itu, Rabu (12/11/2025).
Melihat kondisi rumah memang sangat tidak layak. Diakuinya jika Pemkab sebenarnya ada program khusus dalam menangani RTLH namun kedua rumah tersebut belum masuk dalam data base, namun perbaikan mendesak sangat diperlukan.
“Maka kami mencanangkan dengan gerakan partisipatoris dalam mengatasi permasalahan rumah warga tersebut. Kami juga mengajak pemerintah desa dan masyarakat serta relawan untuk ikut serta membantu dalam menangani permasalahan tersebut,” ungkap Wabup Ngawi kepada JTV.
Sementara itu, berdasar data Pemkab Ngawi menyebut jumlah rumah tidak layak huni hingga akhir tahun 2024 kemarin masih ada 8.600 unit. Jumlah tersebut diperkirakan masih bisa lebih karena ada beberapa yang belum masuk database karena terkendala hak kepemilikan lahan. (ito/rok)

