NGAWI - Harga daging ayam dan telur di sejumlah pasar tradisional wilayah kabupaten masih terus merangkak naik. Kondisi saat ini harga daging ayam per kilogramnya sebesar rp.34 hingga 35 ribu. Terjadi kenaikan sekitar rp. 3 ribu per kilogramnya dari harga normal rp.32 ribu per kilogramnya.
Kenaikan ini dimungkinkan masih akan terus naik saat ramadhan hingga lebaran yang biasa tembus diharga rp.36 hingga 38 ribu per kilogramnya. Kenaikan harga daging ayam ini terjadi sejak hampir satu bulan terakhir.
Sejumlah pedagang mengaku kenaikan harga terjadi mulai dari mitra dagang atau pihak distributor dan peternak ayam. Yakni untuk tiap kilogram ayam hidup sudah pada harga rp.23 ribu hingga rp.24 ribu per kilogramnya. Padahal kondisi normal di kisaran rp.22 ribu per kilogram.
Kenaikan harga daging ayam ini berdampak pada daya beli masyarakat. Para pedagang daging ayam mengaku jika setiap hari rata-rata mampu menjual 3-4 kuintal daging ayam, saat ini hanya sekitar 1 kwintal saja.
Para pedagang berharap agar stabilisasi harga kebutuhan pokok terutama menjelang ramadhan dan lebaran dilakukan oleh pemerintah. Sehingga daya beli masyarakat dapat kembali naik.
Kenaikan ini dimungkinkan masih akan terus naik saat ramadhan hingga lebaran yang biasa tembus diharga rp.36 hingga 38 ribu per kilogramnya. Kenaikan harga daging ayam ini terjadi sejak hampir satu bulan terakhir.
Sejumlah pedagang mengaku kenaikan harga terjadi mulai dari mitra dagang atau pihak distributor dan peternak ayam. Yakni untuk tiap kilogram ayam hidup sudah pada harga rp.23 ribu hingga rp.24 ribu per kilogramnya. Padahal kondisi normal di kisaran rp.22 ribu per kilogram.
Kenaikan harga daging ayam ini berdampak pada daya beli masyarakat. Para pedagang daging ayam mengaku jika setiap hari rata-rata mampu menjual 3-4 kuintal daging ayam, saat ini hanya sekitar 1 kwintal saja.
Para pedagang berharap agar stabilisasi harga kebutuhan pokok terutama menjelang ramadhan dan lebaran dilakukan oleh pemerintah. Sehingga daya beli masyarakat dapat kembali naik.
