TUBAN - Nelayan pesisir utara Kelurahan Sidomulyo, Karangsari Dan Kingking, Kecamatan Tuban Kota, Kabupaten Tuban, pada Rabu (14/09/2022) siang menggelar sedekah laut. Acara rutin tahunan ini dilaksanakan dengan beberapa ritual yang terus dilestarikan hingga saat ini.
Sebagai simbol kesejahteraan dan bentuk syukur, digelar ritual arak-arakan miniatur perahu serta kepala sapi atau bekakak. Pantauan JTV di lokasi, bekakak dan perahu mini berisi makanan, lauk pauk dan buah-buahan ini di arak ratusan nelayan setempat dengan berjalan kaki dari Plaza Ikan hingga Pantai Boom Tuban.
Sebelum di larung ke tengah laut, bekakak dan perahu mini berisi sesaji makanan terlebih dahulu di bacakan doa oleh sesepuh setempat. Selanjutnya, kepala sapi dipancang di tonggak tepi pantai oleh nelayan setempat.
Sementara itu, miniatur kapal berisi sesaji makanan dibawa ke tengah laut menggunakan perahu. Sedikitnya 500 perahu tradisional dengan penumpang 1.500 warga ikut mengiringi proses larung sesaji. Pawai perahu hias ini membuat suasana larung sesaji yang berlangsung satu tahun sekali ini semakin semarak.
Setelah berjarak kira-kira 12 kilometer dari bibir pantai, sesaji ini kemudian dilepas. Sesuai kepercayaan, para nelayan mandi dan mengambil air laut yang berada di sekililing sesaji. Mereka percaya, air laut di sekitar sesaji akan membawa keberkahan.
Pelepasan sesaji bekakak ini merupakan akhir prosesi acara sedekah laut nelayan Tuban. Dengan menggelar tradisi ini warga berharap hasil ikan di laut melimpah, sekaligus sebagai wujud rasa syukur atas keselamatan dan hasil laut yang telah mereka terima selama satu tahun ini.
“Harapanya dengan kegiatan ini masyarakat dapat lebih mensyukuri nikmat yang diterima oleh hasil laut ini. Petik laut tahun ini dilakukan oleh 3 kelurahan Sidomulyo, Karangsari, dan Kingking,” jelas Ali Rahmad, ketua pelaksana sedekah laut kepada JTV.
Sedekah laut ini merupakan tradisi turun-temurun yang hingga kini tetap dilestarikan warga setempat. Diharapkan, tradisi ini bisa terus lestari dan tahun depan bisa lebih meriah lagi. (dzi/rok)
Sebagai simbol kesejahteraan dan bentuk syukur, digelar ritual arak-arakan miniatur perahu serta kepala sapi atau bekakak. Pantauan JTV di lokasi, bekakak dan perahu mini berisi makanan, lauk pauk dan buah-buahan ini di arak ratusan nelayan setempat dengan berjalan kaki dari Plaza Ikan hingga Pantai Boom Tuban.
Sebelum di larung ke tengah laut, bekakak dan perahu mini berisi sesaji makanan terlebih dahulu di bacakan doa oleh sesepuh setempat. Selanjutnya, kepala sapi dipancang di tonggak tepi pantai oleh nelayan setempat.
Sementara itu, miniatur kapal berisi sesaji makanan dibawa ke tengah laut menggunakan perahu. Sedikitnya 500 perahu tradisional dengan penumpang 1.500 warga ikut mengiringi proses larung sesaji. Pawai perahu hias ini membuat suasana larung sesaji yang berlangsung satu tahun sekali ini semakin semarak.
Setelah berjarak kira-kira 12 kilometer dari bibir pantai, sesaji ini kemudian dilepas. Sesuai kepercayaan, para nelayan mandi dan mengambil air laut yang berada di sekililing sesaji. Mereka percaya, air laut di sekitar sesaji akan membawa keberkahan.
Pelepasan sesaji bekakak ini merupakan akhir prosesi acara sedekah laut nelayan Tuban. Dengan menggelar tradisi ini warga berharap hasil ikan di laut melimpah, sekaligus sebagai wujud rasa syukur atas keselamatan dan hasil laut yang telah mereka terima selama satu tahun ini.
“Harapanya dengan kegiatan ini masyarakat dapat lebih mensyukuri nikmat yang diterima oleh hasil laut ini. Petik laut tahun ini dilakukan oleh 3 kelurahan Sidomulyo, Karangsari, dan Kingking,” jelas Ali Rahmad, ketua pelaksana sedekah laut kepada JTV.
Sedekah laut ini merupakan tradisi turun-temurun yang hingga kini tetap dilestarikan warga setempat. Diharapkan, tradisi ini bisa terus lestari dan tahun depan bisa lebih meriah lagi. (dzi/rok)
Ikuti berita terkini dari JTV Bojonegoro di Google News
