Iklan Beranda

Sketsa Bengawan
Sabtu, 25 Maret 2023, 15:48 WIB
Last Updated 2023-03-25T08:48:16Z
Edukasi | BudayaSketsa RamadhanTubanViewerViralWisata | Kuliner

Tradisi Bagi-Bagi Takjil Bubur Muhdhor di Kampung Arab Tuban


TUBAN - Menjelang waktu berbuka puasa, halaman Masjid Muhdlor yang ada kampung arab, tepatnya di Jalan Pemuda, Kelurahan Kutorejo, Kecamatan Tuban Kota, Kabupaten Tuban, selalu ramai dipadati para pemburu takjil. Ratusan orang mulai dari anak-anak, wanita hingga pria dewasa berkumpul untuk menunggu pembagian takjil gratis berupa bubur khas timur tengah.

Tepat jam setengah lima sore, warga tanpa dikomando langsung berdesak-desakan mengantri. Mereka berebut mendapatkan bubur arab gratis yang dibagikan pengurus masjid. Tak cukup hanya membawa piring dan mangkok, sejumlah pengantri bahkan wadah lebih besar seperti panci, timba, hingga ember.

Meski harus bersusah payah, warga mengaku senang dan tidak pernah merasakan sakit. Kerelaan berebut dilakukan karena bubur arab ini hanya bisa ditemui selama bulan suci ramadhan. Biasanya bubur pembagian masjid ini akan disantap bersama keluarga di rumah.

“Rasanya enak ada rasa daging kambingnya. Setiap hari ikut ngantri, tadi jam 4 sudah ngantri, dibagi mulai setengah 5. Nanti bubutnya untuk buka puasa,” Kata Hendrik, salah satu pengantre bubur muhdhor.

Banyaknya jumlah pengantri membuat bubur khas arab yang disediakan habis dalam waktu kurang dari dua puluh menit. Namun, pihak takmir masjid setempat telah menyisihkan sebagian bubur, untuk jamaah yang sholat magrib dan buka bersama di masjid setempat. Bubur muhdhor ini cocok dimakan bersama kuah kare atau kuah pedas.

Menurut Ustadz Agil Bunumay, takmir masjid setempat, bubur yang diberi nama muhdhor sesuai masjid pembagiannya ini dimasak sendiri oleh pengurus dan warga keturunan arab sekitar pada siang hari. Usai sholat dhuhur, mereka bergotong royong mengaduk secara bergantian beras yang direbus dalam kwali besar yang terbuat dari kuningan.

“Selain beras dan air, bahan-bahan yang dicampurkan antara lain santan, garam dan bumbu ramuan khusus masyarakat keturunan arab. Bumbu khusus ini dibuat dari rempah-rempah yang diolah bersama daging kambing,” terangnya kepada JTV.

Ustadz Agil Bunumay menambahkan, bagi-bagi takjil bubur ini sudah menjadi tradisi tahunan masjid muhdhor sejak tahun 1936. Awalnya warga keturunan arab yang berdiam disini bersepakat untuk memberi takjil bagi warga sekitar yang tidak mampu. Kebiasan bagi-bagi takjil bubur di Masjid Muhdhor ini kemudian menjadi tradisi turun temurun.

“Bagi bubur ini sudah dilakukan sejak tahun 1937. Awalnya ini untuk keluarga yang kurang mampu, tapi kemudian berkembang untuk umum,” ungkapnya.

Antusiasme warga untuk ikut mendapat takjil bubur khas arab ini terus meningkat dari tahun ke tahun. (dzi/rok)