TUBAN - Hampir setiap daerah di tanah air mempunyai oleh-oleh khas, begitu pula dengan Kabupaten Tuban. Berada di lintasan Jalur Pantura, Kabupaten Tuban menyediakan produk hasil alam berupa buah siwalan sebagai buah tangan.
Sesuai namanya, buah ini dihasilkan dari pohon siwalan yang banyak tumbuh di kawasan perbukitan kapur. Pohon siwalan yang diambil buahnya tidak dapat memproduksi legen maupun toak, jadi petani harus memilih. Buah siwalan dapat dipetik berkala saat sudah dirasa cukup masak.
Produk alam ini sangat mudah dijumpai di sejumlah pusat oleh-oleh khas Tuban yang berada sepanjang Jalur Pantura Tuban-Surabaya. Salah satunya di kawasan Jalan Manunggal, Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.
Pantauan JTV di lokasi, deretan lapak terlihatramai disinggahi pemudik luar kota baik dari arah Surabaya maupun Jawa Tengah.Rasanya yang lembut, kenyal dan segar, menjadikan buah menjadi primadona pemudik.
Untuk menikmatinya, buah siwalan harus dikupas hingga tersisa daging lembut transparan siap lahap. Banyak diantara pemudik yang sengaja mampir kesini untuk membeli buah siwalan.
“Inibelisiwalan, tadikebetulan pas lewatmaupulanguntukbukapuasa. Rasanyaenak, kenyaldansegar. Biasanyakalau pas mudiksayajugabawaoleh-olehini,” jelasDion Fajar,salahsatupembeli.
Musim mudik lebaran menjadi berkah bagi penjual oleh-oleh khas Tuban, khususnya minuman legen dan buah siwalan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, omzet penjualan meningkat tajam hingga lima kali lipat. Bahkan kini penjualan buah siwalan sudah mulai mengalami peningkatan dua kali lipat.
“Kalaupuasadanlebaransudahpastiadapeningkatan. Antara 2 kali hingga 10 kali lipatdibandingharibiasanya,” ungkapSusmiyatun, pedagang siwalan.
Berbagai macam jajanan khas tuban, sebenarnya tersedia disini. Diantaranya minuman legen, toak, petis, terasi, kerupuk, kue-kue dan hasil olahan laut. Namun siwalan menjadi primadona pemudik untuk oleh-oleh keluarga di rumah. (dzi/rok)
Sesuai namanya, buah ini dihasilkan dari pohon siwalan yang banyak tumbuh di kawasan perbukitan kapur. Pohon siwalan yang diambil buahnya tidak dapat memproduksi legen maupun toak, jadi petani harus memilih. Buah siwalan dapat dipetik berkala saat sudah dirasa cukup masak.
Produk alam ini sangat mudah dijumpai di sejumlah pusat oleh-oleh khas Tuban yang berada sepanjang Jalur Pantura Tuban-Surabaya. Salah satunya di kawasan Jalan Manunggal, Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.
Pantauan JTV di lokasi, deretan lapak terlihatramai disinggahi pemudik luar kota baik dari arah Surabaya maupun Jawa Tengah.Rasanya yang lembut, kenyal dan segar, menjadikan buah menjadi primadona pemudik.
Untuk menikmatinya, buah siwalan harus dikupas hingga tersisa daging lembut transparan siap lahap. Banyak diantara pemudik yang sengaja mampir kesini untuk membeli buah siwalan.
“Inibelisiwalan, tadikebetulan pas lewatmaupulanguntukbukapuasa. Rasanyaenak, kenyaldansegar. Biasanyakalau pas mudiksayajugabawaoleh-olehini,” jelasDion Fajar,salahsatupembeli.
Musim mudik lebaran menjadi berkah bagi penjual oleh-oleh khas Tuban, khususnya minuman legen dan buah siwalan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, omzet penjualan meningkat tajam hingga lima kali lipat. Bahkan kini penjualan buah siwalan sudah mulai mengalami peningkatan dua kali lipat.
“Kalaupuasadanlebaransudahpastiadapeningkatan. Antara 2 kali hingga 10 kali lipatdibandingharibiasanya,” ungkapSusmiyatun, pedagang siwalan.
Berbagai macam jajanan khas tuban, sebenarnya tersedia disini. Diantaranya minuman legen, toak, petis, terasi, kerupuk, kue-kue dan hasil olahan laut. Namun siwalan menjadi primadona pemudik untuk oleh-oleh keluarga di rumah. (dzi/rok)
