TUBAN - Di rumah sederhananya di Desa Kapu, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Zaenal Abidin menekuni usaha kerajinan aquarium dan desainer aquascape. Usaha rumahan ini, sebelumnya tidak pernah terlintas dalam pikiran Zaenal Abidin.
Bahkan, pria 29 tahun ini memilih kuliah jurusan teknik industri dan berhasil menyabet gelar sarjana. Namun, kini usaha rumahan ini memberinya limpahan cuan.
Hampir setiap hari, ia disibukkan dengan banyaknya pesanan dari para pelanggan. Memanfaatkan halaman dan teras rumah, seluruh proses produksi aquarium maupun aquascape selalu dilakukan sendiri.
Usaha rumahan ini digeluti Zaenal lantaran kesulitan mendapat pekerjaan usai lulus kuliah di masa pandemi covid-19. Setelah itu bapak satu anak ini merantau ke kota Surabaya. Setahun berlalu, Zaenal kemudian pulang kampung untuk membuka usaha sendiri hingga kini.
“Saat pandemi itu saya lulus kuliah. Saya bingung bagaimana caranya buat inovasi di rumah karena nggak ada pekerjaan. Kemudian saya belajar di Surabaya sekitar setahun. Kemudian memproduksi sendiri di rumah,” ungkapnya kepada JTV, Jumat (11/08/2023).
Memanfaatkan media sosial untuk pemasaran, pelanggannya tak hanya lokal Tuban, melainkan juga luar daerah, seperti Bojonegoro dan Lamongan. Dalam seminggu, Zaenal mampu memproduksi 30-50 set aquarium dan aquascape.
Harga yang dipatok beragam mulai Rp.50.000 sampai Rp.10juta, bergantung ukuran dan tingkat kerumitan. Zaenal Abidin masih bermimpi membesarkan usahanya. Namun, ketersediaan modal menjadi kendala utama.
“Saya hanya fokus aquarium dan desain aquascape. Ukuran paling besar empat meter. Alhamdulillah sampai sekarang terus berkembang dan akan saya tekuni agar semakin besar,” pungkasnya. (dzi/rok)
Bahkan, pria 29 tahun ini memilih kuliah jurusan teknik industri dan berhasil menyabet gelar sarjana. Namun, kini usaha rumahan ini memberinya limpahan cuan.
Hampir setiap hari, ia disibukkan dengan banyaknya pesanan dari para pelanggan. Memanfaatkan halaman dan teras rumah, seluruh proses produksi aquarium maupun aquascape selalu dilakukan sendiri.
Usaha rumahan ini digeluti Zaenal lantaran kesulitan mendapat pekerjaan usai lulus kuliah di masa pandemi covid-19. Setelah itu bapak satu anak ini merantau ke kota Surabaya. Setahun berlalu, Zaenal kemudian pulang kampung untuk membuka usaha sendiri hingga kini.
“Saat pandemi itu saya lulus kuliah. Saya bingung bagaimana caranya buat inovasi di rumah karena nggak ada pekerjaan. Kemudian saya belajar di Surabaya sekitar setahun. Kemudian memproduksi sendiri di rumah,” ungkapnya kepada JTV, Jumat (11/08/2023).
Memanfaatkan media sosial untuk pemasaran, pelanggannya tak hanya lokal Tuban, melainkan juga luar daerah, seperti Bojonegoro dan Lamongan. Dalam seminggu, Zaenal mampu memproduksi 30-50 set aquarium dan aquascape.
Harga yang dipatok beragam mulai Rp.50.000 sampai Rp.10juta, bergantung ukuran dan tingkat kerumitan. Zaenal Abidin masih bermimpi membesarkan usahanya. Namun, ketersediaan modal menjadi kendala utama.
“Saya hanya fokus aquarium dan desain aquascape. Ukuran paling besar empat meter. Alhamdulillah sampai sekarang terus berkembang dan akan saya tekuni agar semakin besar,” pungkasnya. (dzi/rok)
Ikuti berita terkini JTV Bojonegoro di Google News
