SITUBONDO – Bisnis kerupuk rumahan UD DNL Putra, milik Fitria Anggun Maulida, warga Dusun Nyamplung, Desa Sumberanyar, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo mampu menembus pasar luar Jawa.
Untuk mencukupi target pesanan, Fitria harus mempekerjakan belasan warga sekitar dalam proses pembuatan produksi kerupuknya. Produksi berbagai macam kerupuk mulai dari rasa kerang, ikan teri, terasi, dan udang rebon, dilakukan secara manual dan menggunakan mesin.
Selain mampu melayani pembeli lokal di Kabupaten Situbondo. Kerupuk kaya rasa ini mampu menembus pasar Pulau Dewata Bali, Medan Sumatera hingga Kalimantan dan sejumlah daerah di Pulau Jawa.
Fitria mengaku, dalam setiap hari rumah produksi kerupuk miliknya mampu mengolah bahan baku antara 1 sampai 2 kwintal. Sedangkan bahan baku utama yakni tepung tapioka, tepung terigu, udang serta ikan laut yang diolah secara higienis.
“Alhamdulillah pemasaran sekarang ke luar pulau Jawa lumayan banyak untuk kerupuk mentah. Sedangkan kerupuk siap makan kami pasarkan di Situbondo dan sekitarnya saja,” ungkapnya kepada JTV, Sabtu (18/11/2023).
Untuk konsumsi warga Situbondo, harga jual kerupuk masak dengan empat varian rasa dibanderol harga seribu rupiah saja. Sedangkan kerupuk mentah yang dipasarkan di luar Kabupaten Situbondo, dijual dengan kemasan setengah kilogram seharga lima belas ribu rupiah.
Dari produksi kerupuk ini, dalam sebulan Fitria mengaku mampu menghasilkan omset hingga puluhan juta rupiah. “Omsetnya sudah sampai puluhan juta per bulan. Semoga usaha ini bisa terus berkembang dan bisa mempekerjakan banyak orang,” tandasnya. (and/rok)
Untuk mencukupi target pesanan, Fitria harus mempekerjakan belasan warga sekitar dalam proses pembuatan produksi kerupuknya. Produksi berbagai macam kerupuk mulai dari rasa kerang, ikan teri, terasi, dan udang rebon, dilakukan secara manual dan menggunakan mesin.
Selain mampu melayani pembeli lokal di Kabupaten Situbondo. Kerupuk kaya rasa ini mampu menembus pasar Pulau Dewata Bali, Medan Sumatera hingga Kalimantan dan sejumlah daerah di Pulau Jawa.
Fitria mengaku, dalam setiap hari rumah produksi kerupuk miliknya mampu mengolah bahan baku antara 1 sampai 2 kwintal. Sedangkan bahan baku utama yakni tepung tapioka, tepung terigu, udang serta ikan laut yang diolah secara higienis.
“Alhamdulillah pemasaran sekarang ke luar pulau Jawa lumayan banyak untuk kerupuk mentah. Sedangkan kerupuk siap makan kami pasarkan di Situbondo dan sekitarnya saja,” ungkapnya kepada JTV, Sabtu (18/11/2023).
Untuk konsumsi warga Situbondo, harga jual kerupuk masak dengan empat varian rasa dibanderol harga seribu rupiah saja. Sedangkan kerupuk mentah yang dipasarkan di luar Kabupaten Situbondo, dijual dengan kemasan setengah kilogram seharga lima belas ribu rupiah.
Dari produksi kerupuk ini, dalam sebulan Fitria mengaku mampu menghasilkan omset hingga puluhan juta rupiah. “Omsetnya sudah sampai puluhan juta per bulan. Semoga usaha ini bisa terus berkembang dan bisa mempekerjakan banyak orang,” tandasnya. (and/rok)
Ikuti berita terkini JTV Bojonegoro di Google News
