TUBAN - Peternakan domba milenial Mitra Ternak Farm yang beralamat di Desa Ngrayung, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, sukses menekuni usaha breeding dengan sistem penitipan yang memungkinkan masyarakat memiliki hewan ternak tanpa harus merawat langsung. Kini, jumlah domba yang dikelola sudah mencapai ribuan ekor dan terus bertumbuh.
Didirikan pada tahun 2019 oleh Tatag Adi Sasono, peternakan ini awalnya fokus pada sapi. Namun pandemi Covid-19 dan wabah PMK pada tahun 2020 memaksa seluruh sapi dijual ke jagal. Tak menyerah, Tatag mengalihkan fokus ke ternak domba dengan sistem titip yang kini menjadi program utama.
“Di sini kami menerapkan beberapa sistem, karena kami beternak dari hulu ke hilir. Program titip ternak sangat menguntungkan masyarakat yang tidak punya waktu merawat atau mencari pakan,” kata Olan Putra, Head Program Business Mitra Ternak, Jumat (30/5/2025).
Dalam program ini, peternak dikenai biaya Rp100 ribu per bulan untuk pakan dan vitamin. Domba yang dititipkan dapat berkembang biak melalui sistem kawin silang, dan hasilnya bisa dimanfaatkan untuk program kurban dan aqiqah.
“Untuk tahun ini, hewan kurban yang terjual sudah mencapai 200 ekor, meningkat dari tahun lalu. Harganya mulai dari Rp1 juta hingga Rp3,5 juta,” jelas Olan.
Usahanya tidak hanya diminati masyarakat lokal, namun juga warga luar kota hingga luar negeri juga menitipkan domba mereka di Mitra Ternak. Selain itu, peternakan ini juga menjadi tempat magang mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi ternama seperti Universitas Brawijaya dan Universitas Diponegoro.
Tatag Adi Sasono, sang pendiri, menegaskan bahwa tujuan utamanya bukan semata mencari keuntungan, tetapi mengembangkan dunia peternakan Indonesia. Ia aktif membagikan pengetahuan cara merawat hewan yang baik, termasuk penanganan PMK dengan perawatan khusus untuk menjamin kenyamanan dan kesehatan hewan.
“Pencegahan atau upaya PMK itu kita ada treatment sendiri, sehingga dipastikan disini kenyamanan, kesehatan dan keamanan sudah dijamin,” jelasnya. Dzik/lim.
Didirikan pada tahun 2019 oleh Tatag Adi Sasono, peternakan ini awalnya fokus pada sapi. Namun pandemi Covid-19 dan wabah PMK pada tahun 2020 memaksa seluruh sapi dijual ke jagal. Tak menyerah, Tatag mengalihkan fokus ke ternak domba dengan sistem titip yang kini menjadi program utama.
“Di sini kami menerapkan beberapa sistem, karena kami beternak dari hulu ke hilir. Program titip ternak sangat menguntungkan masyarakat yang tidak punya waktu merawat atau mencari pakan,” kata Olan Putra, Head Program Business Mitra Ternak, Jumat (30/5/2025).
Dalam program ini, peternak dikenai biaya Rp100 ribu per bulan untuk pakan dan vitamin. Domba yang dititipkan dapat berkembang biak melalui sistem kawin silang, dan hasilnya bisa dimanfaatkan untuk program kurban dan aqiqah.
“Untuk tahun ini, hewan kurban yang terjual sudah mencapai 200 ekor, meningkat dari tahun lalu. Harganya mulai dari Rp1 juta hingga Rp3,5 juta,” jelas Olan.
Usahanya tidak hanya diminati masyarakat lokal, namun juga warga luar kota hingga luar negeri juga menitipkan domba mereka di Mitra Ternak. Selain itu, peternakan ini juga menjadi tempat magang mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi ternama seperti Universitas Brawijaya dan Universitas Diponegoro.
Tatag Adi Sasono, sang pendiri, menegaskan bahwa tujuan utamanya bukan semata mencari keuntungan, tetapi mengembangkan dunia peternakan Indonesia. Ia aktif membagikan pengetahuan cara merawat hewan yang baik, termasuk penanganan PMK dengan perawatan khusus untuk menjamin kenyamanan dan kesehatan hewan.
“Pencegahan atau upaya PMK itu kita ada treatment sendiri, sehingga dipastikan disini kenyamanan, kesehatan dan keamanan sudah dijamin,” jelasnya. Dzik/lim.
