JOMBANG - Saat sebagian calon jamaah haji asal Kabupaten Jombang sudah tiba di Madinah, Binti Muslihatin, 45 tahun, calon jamaah haji asal Desa Sukosari, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, hanya bisa di rumah menjalani aktivitas rutinnya.
Dirinya sudah dua kali gagal berangkat meskipun sudah mendapatkan porsi haji sejak belasan tahun silam. Dirinya batal berangkat karena tidak mampu membayar pelunasan biaya haji sejak tahun 2024 silam.
Binti sebenarnya sudah menyiapkan uang pelunasan dengan cara menjual tanahnya. Namun hingga dua kali keberangkatan jamaah haji tanah tersebut belum juga terjual. Sehingga dengan terpaksa perempuan yang setiap hari menggantungkan hidup dengan jualan sayur di pasar peterongan ini hanya bisa pasrah kembali menunda keberangkatannya.
Janda dengan dua anak ini mengaku sudah mendaftar haji sejak tahun 2008 silam. Setelah menunggu 16 tahun dirinya dijadwalkan berangkat tahun 2024 silam. Namun karena tidak memiliki uang Rp 55 juta untuk melunasi sehingga dirinya menunda keberangkatan. Begitu juga di tahun 2025 ini, dirinya kembali gagal karena tanah yang dijual untuk pelunasan belum laku.
“Seharusnya berangkatnya tahun kemarin, tapi gagal. Tahun ini nggak bisa lagi. Penyebabnya uangnya belum cukup,” terangnya.
Dirinya berharap tahun depan pemerintah bisa lebih menekan dan menurunkan biaya pelunasan. Sehingga keinginannya untuk pergi ke tanah suci bisa tercapai.
“Saya berharap pemerintah ya diturunkanlah, agar semuanya bisa berangkat, yang berat-berat melunasi itu loh,” tambah Binti. Min/lim
Dirinya sudah dua kali gagal berangkat meskipun sudah mendapatkan porsi haji sejak belasan tahun silam. Dirinya batal berangkat karena tidak mampu membayar pelunasan biaya haji sejak tahun 2024 silam.
Binti sebenarnya sudah menyiapkan uang pelunasan dengan cara menjual tanahnya. Namun hingga dua kali keberangkatan jamaah haji tanah tersebut belum juga terjual. Sehingga dengan terpaksa perempuan yang setiap hari menggantungkan hidup dengan jualan sayur di pasar peterongan ini hanya bisa pasrah kembali menunda keberangkatannya.
Janda dengan dua anak ini mengaku sudah mendaftar haji sejak tahun 2008 silam. Setelah menunggu 16 tahun dirinya dijadwalkan berangkat tahun 2024 silam. Namun karena tidak memiliki uang Rp 55 juta untuk melunasi sehingga dirinya menunda keberangkatan. Begitu juga di tahun 2025 ini, dirinya kembali gagal karena tanah yang dijual untuk pelunasan belum laku.
“Seharusnya berangkatnya tahun kemarin, tapi gagal. Tahun ini nggak bisa lagi. Penyebabnya uangnya belum cukup,” terangnya.
Dirinya berharap tahun depan pemerintah bisa lebih menekan dan menurunkan biaya pelunasan. Sehingga keinginannya untuk pergi ke tanah suci bisa tercapai.
“Saya berharap pemerintah ya diturunkanlah, agar semuanya bisa berangkat, yang berat-berat melunasi itu loh,” tambah Binti. Min/lim