Iklan Beranda

Sketsa Bengawan
Selasa, 08 Juli 2025, 10:53 WIB
Last Updated 2025-07-09T06:54:11Z
BojonegoroPotensi DaerahViewerViral

Sambut Musim Kemarau, Petani di Bojonegoro Beralih Tanam Tembakau


BOJONEGORO - Memasuki musim kemarau, sejumlah petani di Kabupaten Bojonegoro mulai beralih menanam tembakau. Pergeseran pola tanam ini dilakukan karena tembakau dianggap lebih cocok ditanam di lahan kering dan memerlukan biaya produksi yang lebih ringan dibandingkan padi.

Perubahan pola tanam terlihat di Desa Bungur, Kecamatan Kanor. Lahan yang sebelumnya ditanami padi kini disulap menjadi kebun tembakau. Para petani memanfaatkan kemarau yang minim air sebagai momentum untuk mencoba peruntungan dari tanaman yang dikenal tahan panas tersebut.

“Tanam tembakau ini cocok buat lahan sawah saya yang sudah kering. Air juga nggak butuh banyak. Modalnya juga lebih kecil dibanding padi,” ujar Suwandi, salah satu petani setempat.

Suwandi menambahkan, dengan lahan seluas 200 meter persegi, ia hanya perlu mengeluarkan modal sekitar Rp1,5 juta untuk tanam tembakau. Sementara jika tetap menanam padi, modal yang dibutuhkan bisa mencapai Rp2 juta hingga Rp3 juta, dan masih tergantung pada ketersediaan air irigasi.

Lebih lanjut, Suwandi mengungkapkan bahwa tembakau juga memiliki potensi keuntungan yang cukup besar. Selain bisa dipanen beberapa kali, harga jual tembakau kerap lebih tinggi dibandingkan padi, terlebih saat kualitas daun tembakau bagus dan permintaan pasar meningkat.

“Kalau panennya bagus dan harga jualnya tinggi, tembakau bisa sangat menguntungkan. Yang penting cuacanya mendukung dan nggak ada serangan hama,” tambahnya.

Saat ini, tanaman tembakau milik para petani rata-rata berumur sekitar 12 hari. Para petani berharap pertumbuhan tembakau bisa optimal dan menghasilkan panen yang melimpah serta mendatangkan keuntungan yang memadai untuk mengganti kerugian musim sebelumnya. Edo/lim.