NGAWI - Sulitnya mendapatkan pasokan air, membuat sejumlah petani Di Desa Babadan Kecamatan Pangkur, Kabupaten Ngawi, kini beralih menanam tembakau. Diketahui tanaman tembakau tidak memerlukan air yang banyak, sehingga sangat tepat disaat musim kemarau.
Salah satu petani desa setempat, Supardiyono, mengaku hampir setiap tahunnya disaat musim kemarau, hampir 30 persen atau sekitar 29 hektar petani memilih menanam tembakau jenis karena beberapa lokasi memang mengalami sulit mendapat pasokan air saat musim kemarau.
“Saat ini rata-rata usia tanam tembakau satu bulan, ada juga yang baru mulai menanam,” jelasnya kepada JTV, Sabtu (02/08/2025).
Secara intens untuk mendapatkan hasil optimal petani juga sering membersihkan rumput dan gulma agar tembakaunya tumbuh lebih baik dan bagus kualitasnya. Supardiyono menambahkan, untuk harga tembakau saat ini juga sudah cukup bagus seiring dengan adanya kemitraan.
“Rata-rata untuk harga mencapai Rp.45 ribu hingga Rp.52 ribu per kilogram kering Rajang,” ungkapnya.
Sementara dalam satu hektar lahan tembakau di desa tersebut mampu menghasilkan sebanyak 1,5 hingga 2 ton. Kondisi saat ini dinilai juga cukup menguntungkan bagi petani. Karena jika dipaksakan menanam padi petani akan kesulitan proses pengairan saat musim kemarau. (ito/rok)
Salah satu petani desa setempat, Supardiyono, mengaku hampir setiap tahunnya disaat musim kemarau, hampir 30 persen atau sekitar 29 hektar petani memilih menanam tembakau jenis karena beberapa lokasi memang mengalami sulit mendapat pasokan air saat musim kemarau.
“Saat ini rata-rata usia tanam tembakau satu bulan, ada juga yang baru mulai menanam,” jelasnya kepada JTV, Sabtu (02/08/2025).
Secara intens untuk mendapatkan hasil optimal petani juga sering membersihkan rumput dan gulma agar tembakaunya tumbuh lebih baik dan bagus kualitasnya. Supardiyono menambahkan, untuk harga tembakau saat ini juga sudah cukup bagus seiring dengan adanya kemitraan.
“Rata-rata untuk harga mencapai Rp.45 ribu hingga Rp.52 ribu per kilogram kering Rajang,” ungkapnya.
Sementara dalam satu hektar lahan tembakau di desa tersebut mampu menghasilkan sebanyak 1,5 hingga 2 ton. Kondisi saat ini dinilai juga cukup menguntungkan bagi petani. Karena jika dipaksakan menanam padi petani akan kesulitan proses pengairan saat musim kemarau. (ito/rok)