![]() |
| Para petani di Desa Banjaran, Kecamatan Boerno, Bojonegoro, terpaksa memanen tanaman tembakau yang layu akibat terencam banjir. Foto: Edo/JTV. |
BOJONEGORO - Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Bojonegoro dalam sepekan terakhir, mengakibatkan ratusan hektar tanaman tembakau di wilayah setempat rusak dan mati terendam banjir. Kondisi terparah terjadi di wilayah Kecamatan Boerno dan Sumberrejo.
Data yang dihimpun JTV, di Kecamatan Boerno wilayah terdampak masing-masing adalah Desa Banjaran, Sraturejo, Ngemplak, Drajat, Mantup, dan Banjaranyar. Sementara wilayah Kecamatan Sumberrejo wilayah terdampak adalah Desa Mejuwet dan Jatigede.
Salah satu petani di Desa Banjaran, Lazim menuturkan hujan deras membuat banyak tanaman tembakau, langsung layu akibat terendam air. Ia pun mengaku harus menderita kerugian yang sangat besar.
“Rugi banyak mas. Soalnya sudah terlanjur mengeluarkan banyak modal dan biaya. Terutama pada saat proses perawatan, mulai dari masa pembibitan, penanaman, hingga pemupukan,” jelasnya kepada JTV, Sabtu (08/11/2025).
Lanjut Lazim, untuk mengurangi resiko kerugian yang lebih besar. Sejumlah petani nekat memetik habis semua daun tembakau yang tersisa, meski dengan harga jual yang sangat rendah.
Ditingkat petani, harga jual tembakau kering rajang saat ini tinggal di kisaran Rp20.000 hingga Rp25.000 per kilogram. “Harga tembakau sekarang anjlok drastis dibanding sebelumnya yang sempat menyentuh harga Rp45.000 per kilogramnya,” ungkapnya.
Diperkirakan, hujan deras yang mengguyur wilayah Bojonegoro selama sepekan terakhir, membuat lebih dari 400 hektar tanaman tembakau yang sudah siap petik daun tengah, langsung rusak terendam air. Bahkan, sebagian besar tanaman yang awalnya tumbuh normal, mendadak layu hingga terancam mati.
Kondisi ini membuat petani setempat, meradang. Tembakau yang dibudidayakan dengan kerja keras sejak dua bulan lalu, tiba-tiba rusak dan sulit untuk diselamatkan. Petani tembakau berharap curah hujan tinggi yang melanda wilayah Bojonegoro, segera reda dan kembali normal.
“Tembakau itu kan tanaman kering yang tak banyak membutuhkan air. Sehingga, jika cuaca buruk ini terus berlanjut, maka hampir dipastikan petani tembakau akan mengalami kerugian yang cukup besar,” tutup Lazim. (edo/rok)

