JOMBANG - Menjelang perayaan natal, pengrajin pernak-pernik natal di Kabupaten Jombang kebanjiran orderan. Bahkan, dua bulan sebelum natal, pengrajin sudah menutup orderan dari pelanggan.
Salah satunya seperti yang dirasakan home industri kerajinan berbahan resin pernik di Desa Banjardowo, Kecamatan Jombang Kota, Kabupaten Jombang, Selasa (20/12/2022). Pantauan JTV di lokasi, para pekerja terlihat sibuk dan terus menyelesaikan pesanan aneka pernak-pernik natal dari para pelanggan.
Dalam proses pembuatannya cukup mudah. Bahan resin yang sudah tercampur dan teraduk rata kemudian di masukkan ke dalam cetakan berbahan karet. Dalam kurun waktu 5 menit dibuka dan sudah terbentuk.
Dari cetakan ini diteruskan ke proses penghalusan hingga tahap pewarnaan. Terakhir dikering di atas terik matahari untuk hasil yang memuaskan.
Natalia, pemilik usaha pernak-pernik natal mengatakan, pada tahun ini dirinya kebanjiran order. Dua bulan sebelumnya orderan sudah mulai meningkat bahkan bulan desember ini sudah tidak lagi menerima orderan untuk pernak-pernik natal.
“Dalam sehari kami mampu memproduksi 600 hingga 700 paket pernak-pernik,” jelas Natalia.
Untuk permintaan selain aksesoris salip juga botol berbahan fiber yang bisa dipakai untuk handsanitizer. Dengan sentuhan warga natal pesanan barang ini terus meningkat.
Untuk harga terendah harga sembilan ribu lima ratus ribu rupiah hingga dua ratus dua puluh lima ribu rupiah. Tidak heran sejak dua bulan terakhir omzet produksinya meningkat 40 persen hingga mencapai 200 juta. (ful/rok)
Salah satunya seperti yang dirasakan home industri kerajinan berbahan resin pernik di Desa Banjardowo, Kecamatan Jombang Kota, Kabupaten Jombang, Selasa (20/12/2022). Pantauan JTV di lokasi, para pekerja terlihat sibuk dan terus menyelesaikan pesanan aneka pernak-pernik natal dari para pelanggan.
Dalam proses pembuatannya cukup mudah. Bahan resin yang sudah tercampur dan teraduk rata kemudian di masukkan ke dalam cetakan berbahan karet. Dalam kurun waktu 5 menit dibuka dan sudah terbentuk.
Dari cetakan ini diteruskan ke proses penghalusan hingga tahap pewarnaan. Terakhir dikering di atas terik matahari untuk hasil yang memuaskan.
Natalia, pemilik usaha pernak-pernik natal mengatakan, pada tahun ini dirinya kebanjiran order. Dua bulan sebelumnya orderan sudah mulai meningkat bahkan bulan desember ini sudah tidak lagi menerima orderan untuk pernak-pernik natal.
“Dalam sehari kami mampu memproduksi 600 hingga 700 paket pernak-pernik,” jelas Natalia.
Untuk permintaan selain aksesoris salip juga botol berbahan fiber yang bisa dipakai untuk handsanitizer. Dengan sentuhan warga natal pesanan barang ini terus meningkat.
Untuk harga terendah harga sembilan ribu lima ratus ribu rupiah hingga dua ratus dua puluh lima ribu rupiah. Tidak heran sejak dua bulan terakhir omzet produksinya meningkat 40 persen hingga mencapai 200 juta. (ful/rok)
