Iklan Beranda

Sketsa Bengawan
Rabu, 22 Maret 2023, 17:32 WIB
Last Updated 2023-03-22T10:32:22Z
Edukasi | BudayaLamonganViewerViral

Meriahnya Pawai Ogoh – Ogoh di Kampung Pancasila Lamongan


LAMONGAN - Perayaan Hari Nyepi Tahun Saka 1945 di Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, selasa (21/03/2023) diwarnai dengan pawai ogoh-ogoh. Perayaan terasa meriah karena sempat vakum selama tiga tahun akibat pandemi covid-19. Warga yang menonton pun tampak antusias.

Pantauan JTV di lokasi, ribuan warga tumpah ruah datang ke lapangan desa yang dikenal dengan sebutan desa Pancasila ini. Ogoh-ogoh yang diarak pada momen menjelang hari raya nyepi kali inipun tidak hanya dari umat hindu saja, tapi juga dari umat agama lain yang ada di desa balun serta kelompok pemuda.

Ogoh-ogoh yang diarak ada sebanyak 13. Dari jumlah tersebut berasal dari umat hindu sendiri ada 4, sementara 9 sisanya berasal dari umat agama lain maupun dari kelompok pemuda.

Keterlibatan umat agama selain hindu dalam rangkaian perayaan nyepi di desa setempat, memang bukan lagi menjadi hal yang mengherankan. Sebab, desa balun dikenal dengan tingginya nilai toleransi antar umat beragama. Bahkan, rumah ibadah mulai dari pura, masjid serta gereja, letaknya berdekatan di sekitar lapangan desa setempat.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lamongan, Siti Rubikah mengatakan, pawai ogoh – ogoh di desa setempat sudah masuk dalam agenda wisata tahunan kabupaten lamongan. Tahun depan, rencananya kegiatan serupa akan digelar lebih meriah lagi.

“Ini memang sudah menjadi agenda tahunan. Tapi sempat berhenti beberapa tahun karena pandemi. Tahun depan akan kita buat lebih meriah lagi,” terangnya kepada JTV.

Sementara itu, Camat Turi, Bambang Purnomo mengungkapkan, ketertibatan umat lintas agama dalam perayaan ogoh-ogoh ini menunjukkan toleransi antar umat beragama di desa setempat sangat tinggi.

“Desa yang dikenal Desa Pancasila ini memang toleransinya sangat tinggi. Buktinya ini ogoh-ogoh yang diarak tidak hanya dari umat Hindu saja, tapi juga dari agama lain,” ungkapnya.

Usai di arak keliling kampung, 13 ogoh – ogoh dikumpulkan di tengah lapangan dan kemudian di bakar ramai – ramai. (fli/rok)