TUBAN - Menjelang idul adha, produsen arang kayu rimba kampung di Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, terus menggenjot produksinya. Ini dilakukan untuk memenuhi lonjakan permintaan arang yang terus datang sejak sepekan terkahir.
Jika biasanya permintaan arang kayu rimba kampung hanya 6 ton per bulan. Maka jelang idul adha ini permintaan melonjak drastis hingga mencapai 9 ton per bulan atau 70 persen dibanding hari biasa. Meski demikian, harga arang dipatok tetap yaitu Rp3.500 per kilogram.
Produsen arang kayu rimba kampung, Purna Irawan mengatakan, pemesan arang di tempat produksinya didominasi pedagang pasar tradisional untuk dijual kembali secara eceran. Para pedagang sengaja menumpuk stok agar dapat melayani seluruh pembeli yang dipastikan meningkat setiap mendekati idul adha.
“jelang idul adha ada kenaikan hampir 70 persen. Permintaan rata-rata 6 ton, sekarang bisa 9 ton sebulan,” ungkapnya kepada JTV, Jumat (17/05/2024).
Purna Irawan menambahkan, selain arang kayu rimba, produsen juga memproduksi arang berbahan kayu asem. Namun, penjualan arang kayu asem diekspor ke luar negeri dengan harga lebih mahal Rp4.500 per kilogram.
“Kalau arang kayu itu pemesanan paling banyak dari para pedagang. Mereka beli untuk diecer lagi ke toko-toko dan warga,” jelasnya.
Tingginya permintaan bahan bakar tradisional ini dipicu kebiasaan masyarakat memasak daging kurban saat moment idul adha. Arang kayu rimba kampung banyak diburu karena harganya cukup terjangkau. Selain itu arang kayu rimba juga dimanfaatkan para pengusaha katering untuk membakar sate, ayam hingga ikan laut.
“Beli arang 40 kilogram untuk bakar ikan dan ayam. Sering langganan disini. Sehari bisa habis sepuluhan kilogram,” ujar Miko, salah satu pelanggan.
Lonjakan permintaan arang kayu rimba kampung diprediksi masih akan terus berlanjut hingga idul adha usai. Untuk memenuhi pesanan, produsen arang menambah tenaga dan mengoperasikan seluruh tungku yang dimiliki sebanyak sepuluh unit. (dzi/rok)
