NGAWI - Menjelang hari Raya Idul Adha yang tinggal beberapa pekan lagi, membuat harga sapi di sejumlah pasar hewan di Kabupaten Ngawi terus merangkak naik, seperti yang terjadi di Pasar Hewan Kandangan, Kecamatan Ngawi. Di pasar hewan ini, harga sapi kurban naik 2 hingga 3 juta rupiah per ekornya.
Harga sapi yang awalnya dijual seharga Rp19 juta hingga Rp20 juta per ekor, kini naik menjadi Rp22 juta hingga Rp23 juta atau bahkan Rp25 juta per ekornya.
Salah satu pedagang sapi di pasar hewan Ngawi, Sukijan mengaku menjelang Idul Adha ini penjualan sapi miliknya mulai ramai, jika dibandingkan dengan tahun lalu akibat serangan penyakit mulut dan kuku (PMK) dan lumpy skin disease (LSD). Diperkirakan penjualannya akan terus meningkat mendekati Hari Raya Idul Adha mendatang.
“Penjualan sapi meningkat, kisaran harga naik Rp2 juta dari sebelumnya,” ujar Sukijan.
Dirinya mengaku saat kondisi hari pasaran biasa, hanya 1 atau 2 ekor yang terjual, namun saat mendekati hari raya seperti ini sekali pasaran bisa 5 hingga 6 ekor sapi yang terjual.
“Kalau biasanya hanya 1 sampai 2 ekor yang terjual, tapi sekarang bisa 5 hingga 6 ekor,” tambah Sukijan.
Seiring dengan mulai melandainya kasus PMK dan LSD pada ternak sapi, sejumlah pedagang dari luar daerah pun banyak yang masuk ke pasar hewan Ngawi. Diantaranya pedagang dari Magetan, Madiun, Jombang, Bojonegoro dan Nganjuk. Ito/lim.
Harga sapi yang awalnya dijual seharga Rp19 juta hingga Rp20 juta per ekor, kini naik menjadi Rp22 juta hingga Rp23 juta atau bahkan Rp25 juta per ekornya.
Salah satu pedagang sapi di pasar hewan Ngawi, Sukijan mengaku menjelang Idul Adha ini penjualan sapi miliknya mulai ramai, jika dibandingkan dengan tahun lalu akibat serangan penyakit mulut dan kuku (PMK) dan lumpy skin disease (LSD). Diperkirakan penjualannya akan terus meningkat mendekati Hari Raya Idul Adha mendatang.
“Penjualan sapi meningkat, kisaran harga naik Rp2 juta dari sebelumnya,” ujar Sukijan.
Dirinya mengaku saat kondisi hari pasaran biasa, hanya 1 atau 2 ekor yang terjual, namun saat mendekati hari raya seperti ini sekali pasaran bisa 5 hingga 6 ekor sapi yang terjual.
“Kalau biasanya hanya 1 sampai 2 ekor yang terjual, tapi sekarang bisa 5 hingga 6 ekor,” tambah Sukijan.
Seiring dengan mulai melandainya kasus PMK dan LSD pada ternak sapi, sejumlah pedagang dari luar daerah pun banyak yang masuk ke pasar hewan Ngawi. Diantaranya pedagang dari Magetan, Madiun, Jombang, Bojonegoro dan Nganjuk. Ito/lim.
