BOJONEGORO - Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Kesehatan tengah mempersiapkan pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) bagi anak-anak usia sekolah. Program ini dijadwalkan mulai digelar pada 14 Juli 2025 dan menyasar lebih dari 197 ribu anak usia 7 hingga 17 tahun, serta lebih dari 6 ribu balita yang belum masuk sekolah dasar.
Program ini merupakan bagian dari inisiatif nasional Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam mendukung pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai bagian dari strategi Indonesia Emas 2045.
Untuk menyukseskan program ini, Pemkab Bojonegoro menggelar rapat koordinasi lintas sektor yang berlangsung di Gedung Angling Dharma, Senin siang. Rapat dihadiri perwakilan dari Dinas Pendidikan, Kantor Kementerian Agama, hingga Dinas Sosial yang membawahi sekolah-sekolah rakyat.
“Pemeriksaan kesehatan akan dilakukan sesuai kelompok umur dan kebutuhan. Untuk bayi, difokuskan pada kelainan bawaan. Untuk balita, kami cek status gizinya. Sedangkan anak TK, SD hingga SMA akan dilakukan screening menyeluruh,” jelas Ninik Susmiati, Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro.
Menurut Ninik, jika dari hasil screening ditemukan gangguan kesehatan atau penyakit tertentu, maka anak tersebut akan segera mendapatkan tindak lanjut penanganan secara profesional. Tujuannya adalah untuk mendeteksi dan mengobati sedini mungkin agar anak-anak bisa tumbuh sehat dan optimal.
Program ini merupakan bagian dari Quick Win Presiden RI Prabowo Subianto, yang dijadikan prioritas nasional dan didorong penerapannya secara masif di seluruh daerah, termasuk Bojonegoro.
Dengan program ini, pemerintah berharap bisa menciptakan generasi muda yang sehat dan tangguh, sebagai fondasi penting menuju kemajuan Indonesia di tahun 2045. Edo/lim.
Program ini merupakan bagian dari inisiatif nasional Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam mendukung pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai bagian dari strategi Indonesia Emas 2045.
Untuk menyukseskan program ini, Pemkab Bojonegoro menggelar rapat koordinasi lintas sektor yang berlangsung di Gedung Angling Dharma, Senin siang. Rapat dihadiri perwakilan dari Dinas Pendidikan, Kantor Kementerian Agama, hingga Dinas Sosial yang membawahi sekolah-sekolah rakyat.
“Pemeriksaan kesehatan akan dilakukan sesuai kelompok umur dan kebutuhan. Untuk bayi, difokuskan pada kelainan bawaan. Untuk balita, kami cek status gizinya. Sedangkan anak TK, SD hingga SMA akan dilakukan screening menyeluruh,” jelas Ninik Susmiati, Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro.
Menurut Ninik, jika dari hasil screening ditemukan gangguan kesehatan atau penyakit tertentu, maka anak tersebut akan segera mendapatkan tindak lanjut penanganan secara profesional. Tujuannya adalah untuk mendeteksi dan mengobati sedini mungkin agar anak-anak bisa tumbuh sehat dan optimal.
Program ini merupakan bagian dari Quick Win Presiden RI Prabowo Subianto, yang dijadikan prioritas nasional dan didorong penerapannya secara masif di seluruh daerah, termasuk Bojonegoro.
Dengan program ini, pemerintah berharap bisa menciptakan generasi muda yang sehat dan tangguh, sebagai fondasi penting menuju kemajuan Indonesia di tahun 2045. Edo/lim.