NGAWI - Ketersediaan sarana dan prasarana (sarpras) pemadam kebakaran di Kabupaten Ngawi dinilai masih sangat terbatas. Sejumlah peralatan sudah mengalami kerusakan dan membutuhkan peremajaan. Selain itu, Dinas Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Ngawi menilai perlu ada penambahan empat pos tambahan untuk mendukung efektivitas penanganan kebakaran di wilayah yang cukup luas ini.
Kabupaten Ngawi sendiri memiliki 19 kecamatan yang tersebar cukup jauh. Namun saat ini, Dinas Pemadam Kebakaran hanya memiliki satu pos induk dan satu pos pembantu yang berada di wilayah Kecamatan Widodaren. Minimnya sebaran pos pemadam membuat respon penanganan kebakaran tidak bisa dilakukan secara cepat, terutama di wilayah pinggiran.
Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Ngawi, Santoso Wibowo, menjelaskan bahwa kondisi sarpras saat ini jauh dari kata ideal. Mulai dari pakaian pelindung tahan api, sepatu, hingga armada mobil pemadam kebakaran banyak yang sudah tidak layak pakai.
“Kalau melihat luas wilayah, idealnya ada penambahan empat pos tambahan. Termasuk juga personel di setiap posnya. Saat ini kalau terjadi kebakaran besar, seperti yang terjadi di pabrik sepatu beberapa waktu lalu, kami bahkan harus meminta bantuan dari Damkar Kota dan Kabupaten Madiun,” jelas Santoso.
Ia juga menambahkan, dengan mulai tumbuhnya sektor industri di wilayah Kabupaten Ngawi, kebutuhan akan sarpras damkar menjadi semakin mendesak. Peralatan dan armada yang memadai sangat dibutuhkan untuk menunjang kecepatan dan keselamatan dalam penanggulangan kebakaran.
Pihaknya berharap, pemerintah daerah dapat memberikan perhatian lebih terhadap kebutuhan ini, agar pelayanan pemadam kebakaran di Kabupaten Ngawi bisa berjalan lebih optimal dan siap menghadapi berbagai situasi darurat. Ito/lim.
Kabupaten Ngawi sendiri memiliki 19 kecamatan yang tersebar cukup jauh. Namun saat ini, Dinas Pemadam Kebakaran hanya memiliki satu pos induk dan satu pos pembantu yang berada di wilayah Kecamatan Widodaren. Minimnya sebaran pos pemadam membuat respon penanganan kebakaran tidak bisa dilakukan secara cepat, terutama di wilayah pinggiran.
Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Ngawi, Santoso Wibowo, menjelaskan bahwa kondisi sarpras saat ini jauh dari kata ideal. Mulai dari pakaian pelindung tahan api, sepatu, hingga armada mobil pemadam kebakaran banyak yang sudah tidak layak pakai.
“Kalau melihat luas wilayah, idealnya ada penambahan empat pos tambahan. Termasuk juga personel di setiap posnya. Saat ini kalau terjadi kebakaran besar, seperti yang terjadi di pabrik sepatu beberapa waktu lalu, kami bahkan harus meminta bantuan dari Damkar Kota dan Kabupaten Madiun,” jelas Santoso.
Ia juga menambahkan, dengan mulai tumbuhnya sektor industri di wilayah Kabupaten Ngawi, kebutuhan akan sarpras damkar menjadi semakin mendesak. Peralatan dan armada yang memadai sangat dibutuhkan untuk menunjang kecepatan dan keselamatan dalam penanggulangan kebakaran.
Pihaknya berharap, pemerintah daerah dapat memberikan perhatian lebih terhadap kebutuhan ini, agar pelayanan pemadam kebakaran di Kabupaten Ngawi bisa berjalan lebih optimal dan siap menghadapi berbagai situasi darurat. Ito/lim.