Gempur Rokil

Gempur Rokil
Redaksi JTV
Senin, 22 September 2025, 13:36 WIB
Last Updated 2025-09-22T06:36:18Z
BojonegoroKomoditasViewerViral

Diguyur Hujan Deras Petani Tembakau di Bojonegoro Merugi Jutaan Rupiah

 
Petani di Desa Blongsong, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro menunjukkan hasil panen tembakau yang rusak akibat hujan tiga hari terakhir. Foto: Edo/JTV.
BOJONEGORO - Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Bojonegoro dalam tiga hari terakhir, mengakibatkan puluhan hektar tembakau milik para petani, rusak parah dan membuat para petani rugi jutaan rupiah. Sebab, kondisi tanaman tembakau yang langsung layu, bahkan, sebagian besar tanaman telah mati.

Kondisi terparah salah satunya dirasakan para petani di Desa Blongsong, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro. Hujan deras yang mengguyur wilayah setempat selama tiga hari belakangan, membuat tanaman tembakau yang berumur rata-rata satu setengah hingga dua bulan, langsung rusak karena tersapu air. 

Bahkan, sebagian besar tanaman yang awalnya tumbuh normal, mendadak layu, dan mati. Kondisi ini membuat petani setempat, meradang. Tembakau yang dibudidayakan dengan kerja keras sejak awal musim kemarau lalu, tiba-tiba rusak dan sulit untuk diselamatkan. 

“Hujan tiga hari itu membuat tembakau jadi rusak dan mati mas,” tegas Madri, petani setempat saat ditemui JTV, Senin (22/09/2025).

Madri mengungkapkan, sebagian besar diantaranya telah mati mengering. Ia pun mengaku harus menderita kerugian yang sangat besar. Lantaran, terlanjur mengeluarkan banyak modal dan biaya. Terutama pada saat proses perawatan, mulai dari masa pembibitan, penanaman, hingga pemupukan.  

“Bahkan, kerugian petani makin besar, sebab, rusaknya daun tembakau juga membuat harga tembakau kering rajang di tingkat petani langsung jatuh,” imbuhnya menegaskan.

Harga tembakau kering Rajang di tingkat petani, dari sebelumnya laku kisaran harga 35 ribu rupiah per kilogram, kini hanya mencapai kisaran 20 ribu rupiah saja tiap kilogramnya. 

“Untuk mengurangi resiko kerugian yang lebih besar. Para petani disini memilih, tetap memetik sisa daun tembakau yang masih layak, meski dengan hasil seadanya,” jelas Madri.

Petani tembakau berharap cuaca di wilayah Bojonegoro ini kembali normal. Hal ini mengingat, tembakau adalah tanaman kering yang tak banyak membutuhkan air. Sehingga, jika cuaca buruk ini terus berlanjut, hampir dipastikan petani tembakau akan menderita kerugian yang lebih besar, akibat gagal panen. (edo/rok)