Iklan Beranda

Sketsa Bengawan
Senin, 22 Agustus 2022, 15:15 WIB
Last Updated 2022-08-22T08:45:10Z
Edukasi | BudayaPotensi DaerahTubanViewerViral

Ratusan Pusaka di Tuban Dibersihkan Saat Ritual Pencucian Keris Saat Bulan Suro


TUBAN - Tepat pada bulan suro, pada penanggalan jawa, paguyuban pelestarian tosan aji megalamat, kabupaten tuban, menggelar ritual jamasan, atau mencuci pusaka masal di wisata sendang asmoro, desa ngino, kecamatan semanding, kabupaten tuban, pada minggu (21/08/2022).

Ritual diawali dengan mencuci pusaka berbentuk tombak, menggunakan kembang tuju rupa, oleh para ahli pusaka. Selanjutnya ritual diteruskan dengan mencuci ratusan pusaka milik anggota paguyuban, warga sekitar dan beberapa pusaka dari daerah gersik dan lamongan, yang ikut di titipkan untuk di cuci di tempat ini.

Proses pencucian pusaka diawali dengan melepas pusaka dari wadah, lalu dibasuh menggunakan aliran air kembang tuju rupa, sembari di bersihkan dengan air jeruk nipis. Hal ini bertujuan, agar pusaka tersebut dapat bersih dari sisa karat yang menempel.

Usai dibersihkan, pusaka ini langsung dikerringkan dan di asapi dengan bakaran dupa, untuk menghilangkan hawa negatif pada pusaka. Kemudian pusaka juga dibasuh menggunakan minyak wangi, sebagai bentuk pelapusan.

Setiap bulan suro, banyak warga yang datang dan ikut mencucikan pusakanya. Menurut mereka, selain gratis, hasil ritual jamasan, atau mencuci pusaka masal ini sangat bagus dan beesih.

Selain mencucikan pusakanya disana, sebagian warga juga datang meminta sisa air ritual jamasan, untuk mencuci pusakanya dirumah. Mereka menganggap air pada ritual jamasan ini berbeda, karena nemiliki sesaji yang lengkap.

Menurut Yusuf Selaku ketua pelaksana jamasan missal, kegiatan jamasan ini sudah berlangsung selama enam tahun, disetiap bulan suro. Pada ritual jamasan masal ini, warga boleh mencucikan pusakanya disini secara gratis, tanpa dipungut biaya.
 
 “Setiap setahun sekali diadakan mencuci pusaka yang ada dirumah biar tidak berkarat yang namanya jamasan. Ini sebagian milik anggota paguyuban, warga sekitar dan teman dari gersik dan lamongan. Yang dari luar mau ikut juga bisa gratis. Ini tahun ke enam, kegiatan yang dilakukan setiap bulan suro"

Warga berharap, kegiatan ini dapat dilakukan disetiap desa, pada bulan suro. Sehingga warga yang memiliki pusaka dan hendak mencucikan pusakanya tak perlu repot-repot lagi mencari sesaji sendiri.