![]() |
| Petani di Bojonegoro saat menjemur tembakau rajangan hasil panen sendiri. Foto: Edo/JTV. |
BOJONEGORO - Luas tanam tembakau di Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2025 ini dipastikan mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro, target tanam tembakau di tahun 2025 seluas 16.000 hektar. Sedangkan realisasi per bulan Juli 2025, realisasi tanam baru mencapai 11.320,10 hektar.
Angka tersebut, jauh menurun dibandingkan realisasi tanam tembakau pada tahun 2024 yang mencapai 15.965,94 hektar. Penurunan luas tanam ini, disebabkan oleh fenomena kemarau basah yang terjadi sepanjang tahun 2025.
Kondisi tersebut membuat lahan pertanian kurang ideal untuk budidaya tembakau, yang sejatinya membutuhkan musim kering dengan curah hujan rendah untuk mendapatkan kualitas daun terbaik.
DKPP Bojonegoro menyebutkan, kemarau basah dan masih mengalami hujan pada periode tanam tembakau, membuat sebagian petani meneruskan tanam padi.
“Selain itu, ketidakpastian iklim mempengaruhi keputusan petani yang khawatir hasil panen tidak optimal,” ungkap Bambang Wahyudi, Pengawas Mutu Hasil Pertanian Ahli Muda Sub Koordinator Tanaman Perkebunan DKPP kepada JTV, Senin (15/09/2025).
Sementara itu, dari 28 kecamatan yang ada di Bojonegoro 26 kecamatan produktif tanam tembakau, kecuali di Kecamatan Kedewan dan Kota Bojonegoro tidak ada tanam tembakau.
“Hampir semua kecamatan di Bojonegoro produktif tanam tembakau, kecuali Kedewan dan Kecamatan Bojonegoro,” imbuh Bambang. (edo/rok)

